Gumboro (Infectious Bursal Disease / IBD)

Posted by Unknown On Senin, 13 Januari 2014 0 komentar
Penyakit Gumboro juga disebut sebagai Infectious Avian Nephrosis atau Infectious Bursal Disease (IBD). Penyakit ini pertama kali dikenal pada tahun 1950 di wilayah Gumboro, Delaware, Amerika Serikat. Gumboro/IBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Gumboro / Infectious Bursal Disease Virus (IBDV) yang termasuk dalam genus Avibirnavirus dan famili Birnaviridae.
Di luar tubuh ayam atau di lingkungan, virus ini dapat bertahan hidup lebih dari 3 bulan. Virus ini relatif tahan terhadap beberapa bahan seperti ether, kloroform, tripsin, dan pH rendah. Tetapi, virus ini sangat peka terhadap desinfektan yang mengandung formalin dan larutan iodium.
Penyakit Gumboro/IBD menyerang sistem imunitas atau kekebalan unggas. Penyakit ini sangat menular dan sering menyerang unggas muda. Kematian sering terjadi pada kasus ini. Kematian yang tinggi sering terjadi pada umur 3 – 6 minggu. Kematian juga dapat terjadi pada umur 0 – 3 minggu. Semakin tua umur ayam, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Gumboro/IBD semakin menurun. Kematian terjadi mulai 2 hari sejak terlihat gejala, kemudian meningkat pada 2 – 3 hari kemudian, kemudian menurun pada hari ke 7 atau 8. Angka kematian bervariasi tergantung pada virulensi/keganasan virus, infeksi sekunder, dan umur ayam. Pada infeksi subklinis (infeksi dengan tidak terlihat gejala), penyakit dapat dicurigai dari pertumbuhan, produktivitas, dan angka kematian yang selalu ada dan cenderung meningkat selama pemeliharaan.
Penularan penyakit Gumboro ditularkan secara langsung melalui feses (kotoran/tinja) yang dikeluarkan ayam sakit atau bahan-bahan lain dari ayam yang mengandung virus. Secara tidak langsung penularan dapat terjadi melali pakan, air minum, peralatan kandang, pekerja kandang, burung liar, dan sejenis kutu Alphitobius sp.
Target utama virus Gumboro/IBD ini adalah bursa fabricius yaitu tempat pematangan dan diferensiasi limfosit B (sel yang berfungsi untuk kekebalan tubuh unggas). Limfosit B yang belum matang merupakan target utama virus ini.
Ada 3 bentuk klinis penyakit Gumboro/IBD, yaitu:
a. Bentuk klasik (classical form): kematian relatif rendah dan gejala jarang terlihat
b. Bentuk imunosupresif (immunosuppresive form): disebabkan oleh virus IBD/Gumboro yang tidak patogenisitasnya rendah, tetapi sebagian dapat menolak netralisasi dari atibodi
c. Bentuk akut (acute form): Gumboro bentuk ini pertama kali ditemukan di Eropa kemudian Asia yang disebabkan oleh strain hipervirulen (hypervurulent) virus Gumboro/IBD. Penyakit ini dicirikan dengan adanya perkembangan gejala klinis yang progresif yang menyebabkan kematian yang tinggi pada beberapa peternakan.
Perubahan yang terjadi pada penyakit Gumboro/IBD
Ayam yang terinfeksi virus Gumboro/IBD  akan terlihat dehidrasi, kehilangan nafsu makan, bulu kusam, dan diare keputihan. Penularan penyakit memerlukan waktu kuran lebih 3 – 10 hari tergantung keganasan virus.
Perubahan pada bursa Fabricius
a. Pada bedah bangkai/autopsi/nekropsi 3 – 4 hari setelah infeksi virus Gumboro/IBD, akan ditemukan adanya bursa yang hipertropi, hiperemi, dan oedema (ukuran bursa Frabricius menjadi lebih besar dan berwarna merah). Pada infeksi yang berat, infeksi terjadi pada membran mukosa dan adanya transudat serous yang menyebabkan bursa Fabricius berwarna kekuningan. Pada kasus ini biasanya disertai adanya perdarahan (hemoragi dan petekie).
b. Pada hari ke-5 setelah infeksi, ukuran brsa Fabricius kembali normal.
c. Pada hari ke-8 setelah infeksi, bursa Fabricius mengalami atropi sehingga ukurannya mengecil sampai sepertiga ukuran normal.
Perubahan pada ginjal
Gejala lain dapat ditemukan di ginjal. Ginjal dan saluran urin mengalami pembengkakan dan terlihat putih karena tubulus (saluran) dalam ginjal mengalami dilatasi dengan adanya asam urat. Pada ginjal terjadi hipertropi (ginjal membesar) dan berwarna lebih putih disertai dengan adanya kristal urat dan sel debris.
Perubahan pada otot
Pada otot dada dan paha akan terlihat adanya hemoragi (perdarahan) yang disebabkan adanya gangguan koagulasi.

Kerugian akibat penyakit Gumboro/IBD:
a. Kematian tinggi (tergantung virus, umur dan breed, dan ada atau tidaknua imunitas pasif
b. Imunodefisiensi (immunodeficiency) menyebabkan unggas akan lebih mudah terserang penyakit lain (virus, bakteri, parasit)
c. Gangguan pertumbuhan
d. Karkas ayam yang buruk karena adanya perdarahan pada daging
e. Gagal vaksin karena tubuh tidak dapat merespons vaksin dengan baik disebabkan sistem imunitas tubuh yang buruk akibat virus.

Pencegahan adalah usaha paling tepat untuk mengatasi penyakit ini. Dengan manajemen dan biosekuritas (biosecurity) yang baik akan mengurangi kemungkinan masuknya penyakit ini ke peternakan Anda. Vaksinasi penting dilakukan untuk memberi kekebalan pada ternak Anda. Selain itu, pemberian suplemen diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan status imunitas atau daya tahan tubuh ayam, seperti Royal Poultrydan Immuno Forte.
ROYAL POULTRY merupakan suplemen (supplement) organik unggas yang mengandung komposisi kompleks untuk mengoptimalkan sistem kekebalan ternak Anda. Dari kandungan mineral, beberapa mineral seperti Cu, Mn, Fe, Zn,  dan Se dalam jumlah yang tepat sangat dibutuhkan dalam pembentukan dan proses kekebalan. Selain mineral, substrat lain yang sangat dibutuhkan dalam sistem kekebalan adalah prebiotik (beta glucans, mannan oligosaccharide/MOS, chitosan) yang akan meningkatkan respon kekebalan sistem imun ternak. Dikombinasikan dengan komponen lain seperti vitamin, antioksidan, asam organik (organic acids), enzim (plant based enzymes), nukleotida (nucleotides) dan plant sterols, akan membuat kinerja fungsional tubuh unggas (unggas pedaging: ayam broiler, ayam kampung super, itik peking, dll) optimal, termasuk sistem pertahanan.  Berikut penjelasan singkat mengenai komposisi ROYAL POULTRY click di sini.
Royal Poultry - suplemen unggas
Royal Poultry – suplemen unggas
IMMUNO-FORTE merupakan produk prebiotik (prebiotic). Imuno Forte merupakan kombinasi 3 komponen pertahanan (mannan oligosaccharides, beta glucans, dan chitosan) yang diperlukan unggas dan burung untuk meningkatkan respon imun (kekebalan), meningkatkan ketahanan terhadap beberapa agen patogen dan mikotoksin, serta menjaga kesehatan saluran pencernaan. Immuno Forte cocok digunakan pada peternakan dengan riwayat kasus cukup tinggi maupun sebagai pencegahan terhadap masuknya penyakit. Dengan dukungan tenaga profesional, kami berkomitmen memberikan keamanan dan perlindungan bagi keberhasilan usaha ternak Anda. Detail produk IMMUNO FORTE click di sini
Immuno Forte - meningkatkan daya tahan tubuh unggas
Immuno Forte – meningkatkan daya tahan tubuh unggas

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar