Indikator Keberhasilan Peternakan Broiler

Posted by Unknown On Minggu, 16 Desember 2012 2 komentar

Manajemen memegang peranan penting dalam kesuksesan peternakan broiler mulai dari persiapan kandang,brooding, pakan, biosekuriti (biosecurity), air, pencegahan penyakit, dan sebagainya. Peternak yang menginginkan keberhasilan dalam usaha peternakan broiler mau tidak mau harus memiliki manajemen yang baik. Untuk mengetahui keberhasilan Anda dalam mengelola peternakan, berikut beberapa kriteria yang dapat Anda gunakan sebagai pegangan/acuan.
1. Berat Badan
Berat badan menjadi salah satu indikator keberhasilan seorang peternak broiler. Peternak dituntut untuk menghasilkan broiler dengan berat badan sesuai dengan standar yang telah ditentukan selama satu periode pemeliharaan. Satu periode pemeliharaan broiler kurang lebih 34 – 35 hari. Jika Anda peternak yang cukup cerdas mengelola manajemen peternakan, Anda dapat mendapatkan berat badan mencapai standar lebih cepat daripada waktu yang ditentukan sehingga panen menjadi lebih awal. Oleh karena itu, ada istilah “Bobot masuk, umur maju”.
Jika ayam memiliki pertumbuhan lebih baik maka Anda akan mendapat keuntungan yang lebih banyak salah satunya dari pengurangan jumlah pakan. Sebagai contoh: Ayam broiler dengan berat panen 1,8 kg standarnya dicapai pada umur 35 hari. Jika manajemen Anda baik, pertumbuhan ayam juga lebih baik. Hasilnya, berat tersebut dapat dicapai sebelum umur 35 hari (misalnya umur 33 hari). Dengan begitu, Anda dapat mengemat pakan selama 2 hari. Misal, populasi ayam 5.000 ekor dan pada umur tersebut per hari rata-rata menghabiskan 17 sak pakan, maka jumlah pakan yang bisa dihemat adalah 34 sak. Jika harga per sak pakan Rp 260.000,00, total biaya pakan yang bisa Anda dihemat adalah Rp 8.840.000,00.
2. FCR
Feed Conversion Ratio (FCR) adalah jumlah pakan yang diberikan untuk menghasilkan satu kilogram berat hidup broiler. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa semakin kecil FCR semakin baik. Feed Conversion Ratiomengindikasikan penyerapan yang lebih baik dan konversi pakan menjadi daging yang lebih optimal. Hal ini sangat berkaitan dengan perhitungan ekonomi. Jumlah pakan yang lebih banyak tentunya akan mengurangi keuntungan yang didapatkan. Seperti diketahui pula bahwa pakan menyerap 60 – 70% biaya pemeliharaan broiler. Oleh karena itu, sedikit saja perubahan pada FCR dapat mempengaruhi tingkat keuntungan yang didapatkan.
Berikut kami cuplikkan standar “Daging yang dihasilkan per sak pakan (50 kg)”.
Daging yang dihasilkan per sak pakan (kg)Kategori
> 33Sangat bagus
32 – 33Bagus
30 – 31Sedang
28 – 29Jelek
< 28Sangat jelek
Masing-masing perusahaan memiliki standar FCR sendiri. Jika peternak ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, sedapat mungkin peternak harus dapat menurunkan FCR di bawah standar perusahaan. Dalam dunia broiler selisih antara FCR standar perusahaan dengan FCR sebenarnya di peternakan (FCR aktual) disebut diferensial atau disengkat “diff”. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Diff = FCR aktual – FCR standar
Diff yang bernilai minus (-) semakin baik karena menunjukkan bahwa FCR aktual di peternakan lebih kecil daripada FCR standar perusahaan. Jika sudah demikian, bagi Anda peternak bersiaplah mendapatkan bonus FCR.
3. Persentase deplesi populasi (D)
Deplesi populasi dapat diartikan sebagai penyusutan jumlah ayam yang dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu kematian dan afkir ayam (culling). Kematian dapat terjadi karena beberapa faktor seperti sakit atau kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Pengafkiran dapat diputuskan berdasarkan pertimbangan resiko dan ekonomi. Pertimbangan resiko didasarkan pada keparahan penyakit dan seberapa besar resiko yang dihadapi seperti kematian, gangguan pertumbuhan, dan penularan pada ayam yang lain. Pertimbangan ekonomi biasanya terkait dengan berkurangnya keuntungan yang didapatkan karena memberikan pengobatan pada ayam sakit. Hal ini biasa terjadi pada ayam sakit yang sudah mendekati umur panen. Daripada keuntungan berkurang karena memberikan pengobatan, lebih baik aya diafkir lebih awal. Rumus tingkat deplesi (D) sebagai berikut :
D = Jumlah ayam mati + afkir x 100%
                        Populasi awal
atau
D = Populasi awal – jumlah ayam panen x 100%
                               Populasi awal
Persentase deplesi yang baik maksimal ±5%.

4. Rata-rata Umur Panen (A/U)
Penghitungan rata-rata umur panen ditentukan berdasarkan jumlah ayam yang dipanen pada waktu tertentu. Panen dapat dilakukan secara bersamaan (satu umur) atau beberapa kali dalam satu peternakan. Pemanenan broiler yang dilakukan beberapa kali biasanya terkait dengan permintaan pasar misalnya pasar, rumah makan tradisional, atau restoran besar yang masing-masing membutuhkan spesifikasi ayam broiler yang berbeda-beda.
Rumus menghitung rata-rata umur panen (A/U) sebagai berikut:
A/U =           ∑(U x P)           
                    total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen
Contoh 1:
Sebanyak 5000 ekor ayam broiler dipanen secara bersama pada umur 35 hari dengan berat badan 1,8 kg. Berarti A/U ayam broiler:
A/U =           35 x 5000         
                          5000
= 35 hari
Contoh 2:
Sebanyak 5000 ekor aya broiler dipanen dalam 3 kali pemanenan:
Umur  30 hari panen 1000 ekor berat rata-rata 1,3 kg
Umur  33 hari panen 2000 ekor berat rata-rata 1,5 kg
Umur  35 hari panen 2000 ekor berat rata-rata 1,8 kg
Berarti A/U ayam broiler:
A/U = (30 x 1000) + (33 x 2000) + (35 x 2000) 
                                             5000
= 33,2 hari

5. IP
IP (Indeks Prestasi) merupakan indikator baik buruknya pengelolaan sebuah peternakan. IP yang semakin tinggi menunjukkan pengelolaan peternakan yang semakin baik. Berikut rumus IP:
IP = {(100 – Total % Deplesi) x Rerata Berat Badan x 100}
                                    (FCR x Rerata Usia Panen)
Dulu, peternak yang mendapatkan IP sekitar 250 sudah termasuk bagus. Tetapi, sekarang untuk bisa dikatakan bagus, IP paling tidak di atas 300 (tergantung perusahaan pembuat standar masing-masing). Berikut contoh penghitungannya. Dulu, broiler dengan berat panen 1,8 kg yang dipelihara selama 40 hari dengan FCR 1,8 dan kematian 4% sudah termasuk bagus. Sehingga IP yang didapatkan adalah 240. Tetapi, dengan kemajuan industri broiler, standar seperti di atas sudah tidak dipakai lagi. Perbaikan genetik broiler menghasilkan ayam dengan pertumbuhan yang lebih cepat dengan konversi pakan yang lebih baik. Sehingga untuk dikatakan bagus paling tidak peternakan harus mendapatkan kriteria berat badan 1,8 kg yang dipelihara selama 34 hari dengan FCR 1,55 dan kematian 4%. Sehingga IP yang didapatkan adalah 328. Jika Anda dapat mencapai IP yang baik, lagi-lagi Anda akan mendapatkan bonus dari perusahaan/kemitraan.
Jika dari ketiga kriteria di atas sudah tercapai, berarti menejemen di peternakan broiler Anda sudah patut dikatakan bagus atau bahkan memuaskan. Kami mengerti bahwa untuk mencapai kriteria seperti tersebut di atas tidaklah mudah. Untuk itu, kami menawarkan produk suplemen unggas unggulan kami untuk membantu Anda mencapai keberhasilan dalam beternak ayam broiler yaitu, ROYAL POULTRY dan IMMUNO FORTE. Suplemen unggas ini sangat bagus digunakan pada semua jenis unggas seperti broiler, layer/petelur, ayam kampung, itik/bebek, puyuh, dan jenis-jenis ternak unggas yang lain.


ROYAL POULTRY
  • Mempercepat pertumbuhan unggas.
  • Meningkatkan efisiensi penggunaan pakan (konversi pakan lebih baik) sehingga dapat menurunkan FCR.
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan stress lingkungan sehingga dapat menurunkan angka kematian.
ROYAL POULTRY merupakan suplemen (supplement) unggas yang mengandung komposisi kompleks. Komposisi penyususun ROYAL POULTRY terdiri dari mineralvitaminantioksidan, asam organik (organic acids), enzim (plant based enzymes), nukleotida (nucleotides) dan plant sterols yang diproses secara alami untuk menghasilkan suplemen unggas (broiler) yang memiliki efektivitas tinggi.

IMMUNO FORTE
  • Meningkatkan imunitas/kekebalan
  • Menjaga kesehatan saluran pencernaan dengan menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan dan menekan pertumbuhan bakteri pathogen/merugikan.
  • Menjaga integritas vili usus dan meningkatkan area penyerapan nutrisi sehingga konversi pakan lebih baik.
  • Mengikat mikotoksin pada pakan
IMMUNO FORTE merupakan produk komplementer (pendukung) ROYAL POULTRYIMMUNO FORTEmengandung konsentrat mannan oligosaccharide (MOS) dan beta glucans dalam konsentrasi tinggi. IMMUNO FORTE cocok digunakan untuk peternakan dengan riwayat kasus cukup tinggi. IMMUNO-FORTE juga dapat digunakan pada peternakan dengan riwayat penyakit yang rendah atau tidak ada riwayat penyakit sebagai pencegahan terhadap masuknya penyakit.
IMMUNO FORTE merupakan konsentrat Mannan Oligosaccharide (MOS) dan beta glucans yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan meningkatkan respon imun (kekebalan).


2 komentar:

Anonim mengatakan...

betul.. memang itu yang dibutuhin peternak broiler...

novitaliang mengatakan...

Manfaat Kotoran Ayam Bangkok Yang Harus Kalian Ketahui Ternyata mempunyai berbagai manfaatnya. Apa-apa saja sih manfaat kotoran ayam bangkok ? Versi nya tajen online kali ini.
Info lengkap yuk kunjungi kontak Whatsapp & Telegram : 0812-2222-995.

Posting Komentar