Tampilkan postingan dengan label manajemen pemeliharaan ayam broiler. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen pemeliharaan ayam broiler. Tampilkan semua postingan

Manajemen Brooding

Posted by Unknown On Senin, 13 Januari 2014 3 komentar
Pondasi yang baik dan kuat akan menghasilkan konstruksi yang kokoh. Hal ini berlaku juga pada pemeliharaan ayam broiler  dimana kesuksesan membangun “pondasi” adalah kesuksesan pemeliharaan masa brooding. Kesuksesan pemeliharaan pada masa brooding akan menghasilkan “pondasi” yang kuat sehingga mendukung tercapainya performa (performance) yang diharapkan.

Arti Penting Masa Brooding
  1. Masa kritis: Masa penyesuaian dimana ayam memulai hidup dengan lingkungan yang baru
  2. Masa awal perkembangan: Masa dimana segala aspek kehidupan “sang ayam” terutama organ-organ penting pada tubuh ayam memulai masa perkembangan yang sangat cepat.
  3. Masa menentukan: Baik tidaknya hasil yang dicapai pada masa ini sangat berpengaruh nyata terhadap hasil akhir yang kelak akan dicapai karena seperti kami sebutkan di atas bahwa masa brooding ini merupakan pondasi dalam pemeliharaan ayam broiler.
Contoh target-target masa brooding
Jenis DOCFeed intake (mgg I)Body Weight(mgg I)Deplesi
Platinum
Gold
Silver
180 gr
170 gr
150 gr
> 170 gr
> 160 gr
> 150 gr
< 0,5 %
< 0,75 %
< 1 %

Feed Intake Masa Brooding
Feed intake merupakan faktor kunci untuk mencapai target body weight, ibarat kita membuat kue, besar kecilnya kue sangat ditentukan oleh seberapa banyak bahan baku yang digunakan. Feed intake sangat dipengaruhi oleh beberapa hal:
  • Kualitas pakan
  • Kualitas DOC
  • Manajemen brooding
Pencapaian target feed intake sangat ditentukan oleh saat awal ayam mulai mengenal pakan, semakin cepat ayam mengkonsumsi pakan semakin cepat pula organ-organ pencernaan dan organ dalam lainnnya berkembang, sehingga body weight cepat tercapai.
  1. Semakin cepat ayam mendapatkan pakan, semakin panjang dan berat ukuran usus halusnya. Demikian juga untuk ketebalan dan diameter usus.
  2. Semakin cepat ayam mendapatkan pakan, secara histologi menunjukkan bahwa jumlah sel yang terbentuk akan lebih banyak dan lebih rapat, dibanding dengan ayam-ayam yang terlambat mendapat pakan (penelitian dari Aviagen)
  3. Semakin cepat ayam mendapat makan semakin cepat yolk sac (kuning telur) diserap

Crop Fill Evaluation (Evaluasi Isi Tembolok)
Untuk melihat apakah ayam dari awal sudah mendapatkan pakan secara cukup dapat dilakukan crop fill evaluation atau evaluasi isi tembolok. Evaluasi ini dilakukan selama 8 jam dan 24 jam setelah ayam ditebar.
Setelah 8 jam ditebar 80 % tembolok berisi pakan dan air
Setelah 12 jam ditebar, 100 % tembolok berisi pakan dan air
  • Konsistensi yang bagus adalah seperti lumpur.
  • Apabila terlalu keras, berarti ayam kurang minum, amati temperatur (dingin) dan ketersediaan air minum.
  • Apabila terlalu encer berarti ayam kurang makan, amati temperatur (panas) dan ketersediaan pakan.
  • Apabila hanya berisi air saja, kemungkinan temperatur terlalu panas.
  • Apabila tembolok banyak yang kosong (terlalu dingin), amati situasi brooding secara menyeluruh.

Body Weight (Berat Badan)
Body weight (Berat Badan) merupakan indikator utama, apakah ayam yang dipelihara tumbuh optimal atau tidak. Tercapainya body weight sangat berkorelasi dengan perkembangan organ-organ penting pada tubuh, yaitu:
  1. Organ-organ pencernaan
  2. Organ-organ pernafasan
  3. Organ-organ dalam lainnya
Penelitian menunjukkan bahwa terjadi korelasi yang positif antara body weight dengan panjang dan diameter usus. Demikian juga untuk paru-paru.
Semakin panjang dan semakin besar diameter usus berarti luas area untuk penyerapan (absorbs) nutrisi akan semakin besar, sehingga jumlah makanan yang bisa diserap semakin banyak. Body weight (berat badan) berkaitan juga dengan jumlah dan kerapatan sel-sel saluran pencernaan, hal ini berkaitan dengan proses metabolisme dan menurunkan resiko infeksi melalui usus.
Semakin besar ukuran paru-paru berarti semakin banyak jumlah sel-sel alveoli, berarti kapasitas oksigen semakin besar dan kemampuan oksidasi ayam semakin baik.
Kata kunci “Nyaman”
Beberapa hal untuk mencapai target masa brooding
  1. Kontrol temperatur
  2. Kontrol pakan
  3. Kontrol air minum
  4. Kontrol kualitas udara
brooder lingkaran
 Gambar. Brooder berbentuk lingkaran
brooder kotak
Gambar. Brooder berbentuk kotak

Kontrol Temperatur
  • Sistem pembuatan brooder, konsep yang banyak dipakai untuk iklim Indonesia adalah konsep “brooding thermos”. Konsep ini untuk mengantisipasi perbedaan temperatur yang terlalu lebar antara siang dan malam.
  • Penting untuk diketahui bahwa ayam tidak bisa mempertahankan suhu tubuh sampai berumur 5 hari dan termoregulasi belum berkembang sempurna sampai umur 14 hari.
  • Selain itu dengan konsep ini kesetabilan temperatur dalam brooding juga tetap terjaga.
  • Konsep ini juga memudahkan untuk melakukan pengaturan ventilasi.
  • Hal yang penting dalam brooding thermos adalah adanya “ruang antara” yang berfungsi sebagai isolator. Ruang yang dimaksud adalah ruang antara tirai dalam dan tirai luar.
  • Kontrol temperatur menjadi sangat penting karena untuk tumbuh optimal, ayam tidak boleh kepanasan atau kedinginan.
brooding thermos
Gambar. Sketsa Brooding Thermos
brooding thermos - ruang antara
Gambar. “Ruang Antara” pada Brooding Thermos
Kepanasan
Yang Terlihat
  • Stress, panting, ribut dan kepala berusaha dijulurkan ke luar.
  • Mencari tempat yang lebih dingin terutama dipinggiran dinding.
  • Konsumsi pakan menurun sehingga pertumbuhan terlambat dan keseragaman tidak baik.
  • Terlihat adanya perubahan warna menjadi merah kehitaman pada otot dada, pial, jengger dan paha.
  • Sering terjadi kematian tinggi akibat stress panas.
  • Kuning telur tidak terserap karena mengering.
  • Jika kondisi berat akan terjadi kegagalan fungsi jantung (Flip Overs).
Yang terjadi
  • Adanya upaya tubuh untuk membuang panas dengan cara meningkatkan sirkulasi darah ke daerah paha, sayap, pial dan jengger sehingga panas keluar dari sana secara evaporasi. Dan pada saat yg bersamaan terjadi panting untuk mengeluarkan panas tubuh melalui pernafasan. Dan komsumsi pakan akan menurun karena akan menambah panas melalui mekanisme metabolisme.
  • Mobilisasi air yang berlebihan dari tubuh sebagai upaya untuk mendinginkan suhu tubuh.
  • Jantung bekerja terlalu berat.

Kedinginan
Yang terlihat
  • Pada umur 1 hari ditandai oleh tingkat kematian yang tinggi, stress, dehydrasi, pertumbuhan terlambat, keseragaman jelek, dan adanya ascites.
  • Ayam bergerombol di bawah pemanas, dipinggiran penyekat atau pada tempat pakan.
  • Isi saluran cerna encer dan bergas juga terjadi wet dropping.
  • Pertumbuhan bulu tidak sempurna atau terputus.
  • Kuning telur tidak terserap sempurna.
Yang terjadi
  • Ayam akan meningkatkan suhu tubuhnya, hal tersebut mudah dilakukan ayam dengan cara mengkomsumsi pakan secara terus menerus sehingga enegi pakan tersebut dirubah untuk meningkatkan suhu tubuh. Energi pakan tersebut lebih banyak dipakai untuk maintanance dibanding untuk pertumbuhan yang pada akhirnya akan merusak performance.
  • Penyerapan protein yang merupakan komponen terbesar dalam tubuh mengalami kerusakan karena ayam stress.
  • Akibat kontraksi saluran kuning telur yang disebabkan oleh keadaan dingin.

Kontrol Pakan
  • Pakan harus selalu ada
  • Pemberian yang baik adalah sesering mungkin di awal agar aroma pakan membuat ayam makan lebih banyak.
  • Jumlah tempat pakan juga harus diperhatikan, karena jumlah tempat pakan sangat berpengaruh terhadap akses makan yang akan berdampak pada uniformity.
Tabel ratio tempat pakan (Masa brooding)
JenisUmur
Rasio
Feeder tray
0 – 3 hari
4 – 7 hari
8 – 10 hari
80 – 100 ekor
60 – 80 ekor
40 – 60 ekor

Kontrol Air Minum
  •  Air minum harus selalu tersedia dan bersih
  • Faktor kunci air minum adalah kualitas air dan kebersihan tempat minum
  • Kualitas air yang perlu dipertimbangkan adalah pH air dan kandungan bakteri.
  • Lakukan klorinasi dengan dosis 3 ppm.
  • Akses tempat minum harus juga diperharikan, karena konsumsi air minum sangat berpengaruh pada feed intake dan absorbsi makanan.
Tabel Tempat Minum

Jenis
Umur
Peruntukan
Tempat minum otomatis
Tempat minum manual
Tempat minum otomatis
Tempat minum manual
0 – 10
0 – 10
11 – panen
11 – panen
80 – 100 ekor
60 – 80 ekor
50 – 60 ekor
30 – 35 ekor

Kontrol Kualitas Udara
Faktor yang mempengaruhi kualitas udara
  • Ventilasi
  • Kepadatan
  • Litter
  • Kesehatan

Ventilasi
  • Broiler modern memiliki kecenderungan “slow feathering” hal ini bisa disebabkan karena broiler memiliki kecepatan pertumbuhan daging yang sangat cepat di masa-masa awal dibanding kecepatan pertumbuhan bulu.
  • Ventilasi memegang peranan penting terhadap ketersediaan oksigen dan pengendalian temperatur.
  • Ventilasi yang baik tetap memperhatikan adanya pergerakan udara untuk menjaga suply oksigen dan pembuangan karbon dioksida, karbon monoksida, dan amonia.
  • Urutan pembukaan tirai apabila temperatur brooder terlalu panas adalah sbb: Buka tirai plafon –> Buka tirai dalam mulai dari atas ke bawah –> Bila masih terlalu panas bisa ditambah bukaan pada tirai luar pada sisi yang berlawanan dengan arah angin, juga dari atas ke bawah –> Bila suhu mulai dingin, urutan penutupan tirai dilakukan sebaliknya.
pembukaan tirai plafon
 Gambar. Pembukaan tirai plafon
 Litter
  • Litter harus selalu terjaga untuk tetap “kering”
  • Kelembaban litter ± 30%
Kesehatan
  • Kasus-kasus pencernaan, seperti diare dapat menyebabkan tingkat amonia brooder menjadi lebih tinggi, selain itu menyebabkan litter menjadi lebih basah dan temperatur brooder menjadi turun

Sumber:
READ MORE

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler : Resume (Ringkasan)

Posted by Unknown On 0 komentar
Sebelum DOC datang harus dipersiapkan biosekuritas dan perkandangan yang baik. Untuk mencegah menyebarnya penyakit dibuat sistem single age atau all in all out dalam kandang.
Litter sebaiknya cukup tebal khususnya di awal pemeliharaan mengingat ayam belum dapat mempertahankan suhu tubuhnya. Tebal litter sebaiknya antara 3 – 10 cm (1 – 4 inchi). Suhu normal ayam broiler adalah 41°C (106°F). ketika suhu lingkungan mencapai 35°C (95°F) broiler akan mengalami heat stress. Oleh karena itu rekomendasi suhu untuk broiler adalah 30ºC saat DOC, selanjutnya umur 27 hari sampai panen suhunya 20ºC. Ayam tidak bisa mempertahankan suhu tubuh sampai berumur 5 hari dan termoregulasi belum berkembang sempurna sampai umur 14 hari. Kurang lebih 1 – 3 jam sebelum DOC datang brooder dihidupkan terlebih dahulu agar ketika DOC datang brooder sudah hangat. Untuk menjaga suhu tubuh DOC dipasang chickguard. Perilaku DOC dapat digunakan untuk mengetahui apakh suhu brooder terlalu panas atau dingin. Jika ayam masih bergerombol berarti suhu masih terlalu dingin. Sebaliknya, jika ayam menjauh dari brooder, berarti suhu terlalu panas.
Penyebaran anak ayam dalam brooder
Chickguard dengan diameter 3 m dapat digunakan untuk 800 – 1000 ekor ayam. Bahan yang digunakan untuk membuat chickguard sebaiknya adalah bahan yang dapat menjaga panas seperti seng. Tempat pakan dan minum disusun sebelum DOC datang agar ketika datang pakan dan minum sudah tersedia. Ketika DOC datang, masukkan DOC ke dalam chickguard kemudian ditinggl kurang lebih 1 – 2 jam dengan akses ke pakan dan minum.
Ventilasi sangat penting untuk menjaga suplai udara bersih untuk broiler. Udara yang bersih sangat dibutuhkan di semua stadium pertumbuhan ayam. Ada 2 tipe sistem ventilasi yaitu natural dan power. Natural (Open-sided Housing) dapat dilakukan dengan membuka atau menutup penutup pada dindig kandang sehingga udara dapat masuk dan melewati kandang. Power (Controlled Environment Housing) atau negative pressure ventilation adalah sistem yang menggunakan electric exhaust fans untuk mengeluarkan udara dari dalam kandang dan membuat tekanan dalam kandang lebih rendah daripada di luar sehingga udara dari luar dapat masuk ke dalam kandang. Ventilasi yang tidak memadai menjadikan udara berkualitas rendah, kadar NH3, CO2, dan kelembaban tinggi yang dpat menyebabkan beberapa sindrom seperti ascites. Akibat buruk NH3 seperti iritsi mata, penurunan berat badan, rentan infeksi, da kebutaan.
Tabel Kandungan Normal Beberapa Unsur dalam Udara
UNSUR
STANDAR
O2CO2
CO
NH(AMONIAK)
H2S
>16 %
< 0,3%
< 40 ppm
< 20 ppm
< 5 ppm
Tabel Kadar Toeransi Beberapa Unsur dalam Udara
kadar toleransi unsur di udara
Lighting atau pencahayaan yang direkomendasikan adalah 25 lux pada awal pemeliharaan. Variasi intensitas pencahayaan sebaiknya tidak lebih dari 20%. Setelah berumur 7 hari atau saat berat badan ayam sekitar 160 gram, intensitas cahaya dikurangi secara bertahap 5 – 10 lux. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan adalah warna, intensitas, lama pencahayaan, dan distribusi pencahayaan. Sampai umur 7 hri, ayam harus mendapatkan cahaya selama 23 jam (30 – 40 lux) dan 1 jam gelap. Setelah 7 hari, periode gelap selama 4 jam atau lebih, tetapi jangan sampai lebih dari 6 jam).
Kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam pedaging yaitu 40 – 50 ekor/m2 untuk ayam umur 1 hari sampai 1 minggu, 20 – 25 ekor/m2 untuk ayam sampai umur 2 minggu, dan 8 – 12 ekor/m2 untuk ayam umur di atas 2 minggu.
Air bersih harus selalu tersedia. Termperatur air juga harus sesuai. Suhu ideal air untuk konsumsi antara 10-14 °C (50-57 °F). Air dengan pH di bawah 6 dapat mengganggu pencernaan, membuat peralatan berkarat, dan tidak cocok dengan obat dan vaksin. Kadar sulfat yang tinggi menyebabkan drop. Efek diperburuk dengan level sodium atau magnesium di atas 50 mg/L. terlalu banyak kandungan tembaga membuat rasa pahit dan menyebabkan gangguan pada hati.
Tabel Kadar Maksimal Mineral dan Bakteri dalam Air Minum
kadar maksimal mineral dan bakteri dalam air minum
Sistem pencernaan ayam muda belum sempurna. Oleh karena itu, ayam membutuhkan pakan yang mudah dicerna. Pakan prestarter memiliki beberapa persyaratan seperti mudah dicerna, nutrisi tinggi khususnya asam amino, vitamin E, dan seng. Selain itu, juga ditambahkan imunostimulan, probiotik, tau prebiotik.
Hal yang tidak kalah penting dalam pemeliharaan ayam broiler adalah program vaksinasi. Vaksin yang utama dalam peternakan ayam broiler adalah vaksin Newcastle Disease (ND). Beberapa vaksin lain yang sering digunakan dalam peternakan ayam broiler adalah IBD, IB, dan AI. Penggunaan obat juga harus diperhatikan khususnya waktu paruh dan residu obat. Hal itu penting karena ayam broiler adalah ayam konsumsi. Jika penggunaan obat tidak terencana dengan baik, residu obat bisa terkonsumsi oleh konsumen.
Contoh beberapa program vaksinasi pada ayam broiler
Contoh program vaksinasi pada ayam broiler:
UMUR(HARI)
VAKSINASI
APLIKASI
Alt 1Alt 2Alt 3Alt 4
3–5ND LasotaND LasotaND LasotaND LasotaTetes
ND Lasota + IBND Lasota + IBND Lasota + IBND Lasota + IBTetes
ND ViscerotropicND ViscerotropicND ViscerotropicND ViscerotropicSpray
--ND KilledND KilledSuntik
7-IBD Intermediate-IBD IntermediateMinum
12–14IBD IntermediateIBD IntermediateIBD IntermediateIBD IntermediateMinum
18–21ND LasotaND LasotaND LasotaND LasotaMinum


UMURVAKSINTIPE VACAPLICATION
1 hariND-IBLiveEye Drop (tetes mata)
7 hariNDKilledSC (suntik subkutan)
12 hariIBD VaccineLiveDW (air minum)
19 hariNDLiveD.W (air minum)

Dalam dunia perunggasan, ada tiga prinsip biosekuriti yaitu isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi (McCrea and Bradley, 2008).  Ada yang menambah satu prinsip lagi yaitu kontrol hama. Sebisa mungkin konstruksi peternakan dibuat agar ayam tidak mudah kontak dengan lingkungan luar misalnya dengan pembuatan pagar atau dinding yang membatasi peternakan dengan lingkungan luar. Kontrol lalu lintas meliputi pembatasan terhadap person maupun kendaraan yang masuk ke peternakan. Hanya yang bersih dan sudah didesinfeksi yang diperbolehkan masuk ke peternakan atau kandang. Transportasi kendaraan bisa dibuat jalur kotor dan jalur bersih untuk mengurangi kemungkinan masuknya penyakit ke peternakan. Pencegahan terhadap masuknya hewan lain baik itu hewan liar maupun domestik juga harus dilakukan karena bisa jadi hewan tersebut membawa penyakit. Beberapa hal perlu diperhatikan terkait sanitasi seperti udara, air, pakan, peralatan, lingkungan, termasuk pekerja kandang.

Sumber:
READ MORE
VAKSINASI

A. PENYIMPANAN VAKSIN
  • Vaksin harus disimpan dalam refrigerator bersuhu 2-8˚C (bukan freezer), terhindar dari panas dan sinar matahari langsung.
  • Apabila hendak mengangkut vaksin ke tempat yang jauh, vaksin harus ditempatkan dalam wadah yang memiliki daya isolasi cukup baik terhadap suhu luar (misal: termos atau sterofoam box), dengan diberi es batu di dalamnya.

B. KONDISI YANG HARUS DIPERHATIKAN
  • Jenis, dosis, dan waktu pemberian vaksin harus tepat. Vaksin belum kadaluwarsa.
  • Pastikan ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat (ayam sakit tidak boleh divaksin).
  • Jangan melakukan kegiatan vaksinasi saat suhu udara sangat panas (maksimal 29˚C).
  • Gunakan wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah yang terbuat dari logam.
  • Air yang digunakan harus baru dan segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin dan desinfektan.
  • Cuci tempat vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa, tanpa klorin atau desinfektan.
  • Vaksinator harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi harus diikuti dengan benar.
  • Segera berikan suplemen atau multivitamin setelah vaksinasi untuk mengurangi stress.

C. VAKSINASI MELALUI AIR MINUM
  • Pemakaian klorin dan desinfektan air minum dihentikan 24 jam sebelum vaksinasi.
  • Ayam dipuasakan 1-2 jam sebelum vaksinasi. Jika suhu lebih dari 30˚C sebaiknya 1 jam saja.
  • Disiapkan air, susu skim, dan vaksin dalam jumlah yang tepat. Jumlah air yang dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam selama 1-2 jam.
  • Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, maka dapat digunakan rumusan sebagai berikut:
          Jumlah air yang dibutuhkan  =  Jumlah Ayam  x  Umur Ayam
                                                                                         1000             
  •  Setelah jumlah air ditentukan, susu skim dengan dosis 2 gram per liter air dimasukkan dalam air minum. Untuk daerah beriklim panas sebaiknya ditambahkan es batu. Susu skim berfungsi sebagai pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan dalam air untuk menjaga kualitas vaksin.
  • Untuk daerah dengan kualitas air kurang bagus, disarankan untuk meningkatkan dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan digunakan untuk vaksinasi.
  • Vaksin dicampurkan ke dalam air yang telah disiapkan, aduk hingga rata dan segera tuang ke tempat minum yang telah disediakan.
  • Agar pembagian vaksin merata, harus dihitung jumlah larutan vaksin yang harus dituang di setiap tempat minum (kontrol distribusi vaksin).
          Jumlah air di setiap tempat minum  =  Jumlah Air
                                                                                 Jumlah Tempat Minum
  • Botol dan tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau direndam dalam desinfektan.

D. VAKSINASI TETES
  • Penting untuk diperhatikan bahwa proses penetesan ke dalam mata haruslah tepat dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata. Jangan terburu-buru melepaskan ayam jika tetesan belum terserap sempurna.
  • Harus dihindari penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal 200 ekor sekali jaring), agar ayam tidak stres terlalu lama ketika menunggu divaksin.
  • Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya larutan vaksin dibagi kedalam beberapa alat penetes sesuai jumlah vaksinator (setelah dilarutkan, vaksin harus habis dalam waktu 30 menit).

E. VAKSINASI SUNTIK
  • Sebelum dilakukan vaksinasi harus dicek dulu fungsi injektor dengan cara dilakukan uji coba dengan air. Jika injektor rusak atau tidak lancar, jangan digunakan. Jika kotor, dicuci dengan air panas.
  • Vaksin yang keluar dari refrigerator sebaiknya ditunggu beberapa saat sampai suhunya mendekati suhu lingkungan. Dapat juga dilakukan thawing dengan cara vaksin dari refrigerator direndam dalam air biasa agar lebih cepat mencapai suhu lingkungan.
  • Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering mungkin botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen vaksin.
Contoh program vaksinasi pada ayam broiler:
UMUR(HARI)
VAKSINASI
APLIKASI
Alt 1Alt 2Alt 3Alt 4
3–5ND LasotaND LasotaND LasotaND LasotaTetes
ND Lasota + IBND Lasota + IBND Lasota + IBND Lasota + IBTetes
ND ViscerotropicND ViscerotropicND ViscerotropicND ViscerotropicSpray
--ND KilledND KilledSuntik
7-IBD Intermediate-IBD IntermediateMinum
12–14IBD IntermediateIBD IntermediateIBD IntermediateIBD IntermediateMinum
18–21ND LasotaND LasotaND LasotaND LasotaMinum

UMURVAKSINTIPE VACAPLICATION
1 hariND-IBLiveEye Drop (tetes mata)
7 hariNDKilledSC (suntik subkutan)
12 hariIBD VaccineLiveDW (air minum)
19 hariNDLiveD.W (air minum)

BIOSECURITY
Biosekuritas (biosecurity) adalah perlindungan dari penyebaran penyakit infeksius, parasit, dan hama ke unit produksi. Biosekuriti (biosecurity) dapat juga diartikan sebagai beberapa prosedur atau usaha yang dilakukan untuk dapat mencegah kontak antara ayam dalam peternakan dengan agen atau sumber penyakit sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi penularan penyakit. Dengan demikian, biosekuriti (biosecurity) dapat dikatakan sebagai pertahanan terdepan pada suatu peternakan. Penjelasan tentang biosecurity telah kami jelaskan pada artikel kami Biosecurity (biosekuritas). Klik link.
Beberapa contoh pelaksanaan biosecurity dalam peternakan ayam broiler di antaranya klorinasi air minum dan penggunaan desinfektan.
PEMBUATAN LARUTAN KLORIN
1 kg kaporit 65% (bubuk) dilarutkan dalam 72 liter air, aduk kemudian diamkan selama 24 jam sampai mengendap. Ambil bagian larutan yang bening untuk dicampurkan ke dalam air minum, dengan takaran sbb:
Larutan Kaporit (ml)Air Minum (liter)Konsentrasi
1 ml
5 ml
10 ml
10 liter
10 liter
10 liter
1 ppm
5 ppm
10 ppm
Hindari kondisi yang dapat mengurangi efektifitas klorin, antara lain: panas, sinar matahari, lumut, lendir, dsb. Wadah harus tertutup rapat untuk menghindari penguapan.

PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN
DesinfektanDosisKeterangan
Fumigasi

21 ml formalin 37%
21 ml air
17 gram PK
Fumigasi 1 m3 ruangan.
Desinfeksi saat transfer
pakan dan fumigasi sekam.
Formalin 2%1 liter formalin 37%
19 liter air
Desinfeksi saat transfer
pakan dan sanitasi kandang.
BKC 10%2 ml per liter air
6 ml per liter air
Foot dipping.
Desinfeksi peralatan.
Klorin

5 ppm
10 ppm
Desinfeksi air minum.
Desinfeksi peralatan minum.

Sumber:
READ MORE