Tampilkan postingan dengan label manajemen pemeliharaan ayam layer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen pemeliharaan ayam layer. Tampilkan semua postingan

Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur / Layer (Bagian 2): Biosecurity dan Vaksinasi

Posted by Unknown On Senin, 13 Januari 2014 0 komentar
BIOSECURITY
Biosekuritas (biosecurity) adalah perlindungan dari penyebaran penyakit infeksius, parasit, dan hama ke unit produksi. Biosekuriti (biosecurity) dapat juga diartikan sebagai beberapa prosedur atau usaha yang dilakukan untuk dapat mencegah kontak antara ayam dalam peternakan dengan agen atau sumber penyakit sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi penularan penyakit. Dengan demikian, biosekuriti (biosecurity) dapat dikatakan sebagai pertahanan terdepan pada suatu peternakan. Penjelasan tentang biosecurity telah kami jelaskan pada artikel kami Biosecurity (biosekuritas). Klik link.
Beberapa contoh pelaksanaan biosecurity dalam peternakan ayam broiler di antaranya klorinasi air minum dan penggunaan desinfektan.
PEMBUATAN LARUTAN KLORIN
1 kg kaporit 65% (bubuk) dilarutkan dalam 72 liter air, aduk kemudian diamkan selama 24 jam sampai mengendap. Ambil bagian larutan yang bening untuk dicampurkan ke dalam air minum, dengan takaran sbb:
Larutan Kaporit (ml)Air Minum (liter)Konsentrasi
1 ml
5 ml
10 ml
10 liter
10 liter
10 liter
1 ppm
5 ppm
10 ppm
Hindari kondisi yang dapat mengurangi efektifitas klorin, antara lain: panas, sinar matahari, lumut, lendir, dsb. Wadah harus tertutup rapat untuk menghindari penguapan.
PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN   
DesinfektanDosisKeterangan
Fumigasi21 ml formalin 37% +
21 ml air +
17 gram PK
Fumigasi 1 mruangan.
Desinfeksi saat transfer pakan dan fumigasi sekam.
Formalin 2%1 liter formalin 37% +
19 liter air
Desinfeksi saat transfer pakan dan sanitasi kandang.
BKC 10%2 ml per liter air
6 ml per liter air
Foot dipping.
Desinfeksi peralatan.
Klorin5 ppm
10 ppm
Desinfeksi air minum.
Desinfeksi peralatan minum.


 VAKSINASI
 A. PENYIMPANAN VAKSIN
  • Vaksin harus disimpan dalam refrigerator bersuhu 2-8˚C (bukan freezer), terhindar dari panas dan sinar matahari langsung.
  • Apabila hendak mengangkut vaksin ke tempat yang jauh, vaksin harus ditempatkan dalam wadah yang memiliki daya isolasi cukup baik terhadap suhu luar (misal: termos atau sterofoam box), dengan diberi es batu di dalamnya.

B. KONDISI YANG HARUS DIPERHATIKAN
  • Jenis, dosis, dan waktu pemberian vaksin harus tepat. Vaksin belum kadaluwarsa.
  • Pastikan ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat (ayam sakit tidak boleh divaksin).
  • Jangan melakukan kegiatan vaksinasi saat suhu udara sangat panas (maksimal 29˚C).
  • Gunakan wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah yang terbuat dari logam.
  • Air yang digunakan harus baru dan segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin dan desinfektan.
  • Cuci tempat vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa, tanpa klorin atau desinfektan.
  • Vaksinator harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi harus diikuti dengan benar.
  • Segera berikan suplemen atau multivitamin setelah vaksinasi untuk mengurangi stress.

C. VAKSINASI MELALUI AIR MINUM
  • Pemakaian klorin dan desinfektan air minum dihentikan 24 jam sebelum vaksinasi.
  • Ayam dipuasakan 1-2 jam sebelum vaksinasi. Jika suhu lebih dari 30˚C sebaiknya 1 jam saja.
  • Disiapkan air, susu skim, dan vaksin dalam jumlah yang tepat. Jumlah air yang dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam selama 1-2 jam.
  • Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, maka dapat digunakan rumusan sebagai berikut:
          Jumlah air yang dibutuhkan  =  Jumlah Ayam  x  Umur Ayam
                                                                                         1000             
  •  Setelah jumlah air ditentukan, susu skim dengan dosis 2 gram per liter air dimasukkan dalam air minum. Untuk daerah beriklim panas sebaiknya ditambahkan es batu. Susu skim berfungsi sebagai pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan dalam air untuk menjaga kualitas vaksin.
  • Untuk daerah dengan kualitas air kurang bagus, disarankan untuk meningkatkan dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan digunakan untuk vaksinasi.
  • Vaksin dicampurkan ke dalam air yang telah disiapkan, aduk hingga rata dan segera tuang ke tempat minum yang telah disediakan.
  • Agar pembagian vaksin merata, harus dihitung jumlah larutan vaksin yang harus dituang di setiap tempat minum (kontrol distribusi vaksin).
          Jumlah air di setiap tempat minum  =  Jumlah Air                      
                                                                       Jumlah Tempat Minum
  • Botol dan tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau direndam dalam desinfektan.

D. VAKSINASI TETES
  • Penting untuk diperhatikan bahwa proses penetesan ke dalam mata haruslah tepat dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata. Jangan terburu-buru melepaskan ayam jika tetesan belum terserap sempurna.
  • Harus dihindari penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal 200 ekor sekali jaring), agar ayam tidak stres terlalu lama ketika menunggu divaksin.
  • Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya larutan vaksin dibagi kedalam beberapa alat penetes sesuai jumlah vaksinator (setelah dilarutkan, vaksin harus habis dalam waktu 30 menit).
E. VAKSINASI SUNTIK
  • Sebelum dilakukan vaksinasi harus dicek dulu fungsi injektor dengan cara dilakukan uji coba dengan air. Jika injektor rusak atau tidak lancar, jangan digunakan. Jika kotor, dicuci dengan air panas.
  • Vaksin yang keluar dari refrigerator sebaiknya ditunggu beberapa saat sampai suhunya mendekati suhu lingkungan. Dapat juga dilakukan thawing dengan cara vaksin dari refrigerator direndam dalam air biasa agar lebih cepat mencapai suhu lingkungan.
  • Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering mungkin botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen vaksin
Pada program vaksinasi, vaksin yang pertama diberikan disebut priming vaksin. Pada priming vaksin digunakan live vaksin kemudian dilakukan booster. Pada booster dapat digunakan live maupun killed vaksin. Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam program vaksinasi pada ayam petelur (layer):
  • Pada ayam petelur, sebelum puncak produksi seharusnya vaksin sudah masuk.
  • Vaksinasi starter dan grower (priming): Menggunakan vaksin hidup ( 4 kali vaksin ND, 2-3 kali vaksin IB, 2 kali vaksin IBD, dan 1 kali vaksin AE).
  • Vaksin prelayer dan layer: menggunakan vaksin mati (booster), sebelum bertelur (ND-IB-EDS), pada saat bertelur diulang vaksinasi ND dan IB.
  • Jangan melakukan vaksinasi terhadap penyakit yang tidak/belum ada di farm dan sekitarnya karena jika dilakukan sama halnya dengan memasukkan penyakit baru.
  • Vaksinasi ND dilakukan sampai akhir produksi ayam,
  • Vaksinasi ILT dilakukan 1 kali di atas umur 6 minggu,
  • Vaksinasi EDS (Egg Drop Syndrom) 1 kali sebelum bertelur, dan pox 1 kali.
  • Vaksinasi IB dilakukan sampai berumur 50 minggu, karena setelah berumur 50 minggu IB tidak berbahaya.
  • Vaksin coryza (dengan bakterin) dilakukan pada masa grower, diberikan minimal 2 kali dengan jarak 9 minggu. Jika kasus coryza di lapangan tinggi, vaksinasi dilakukan 3 kali yaitu 2 kali saat grower dan 1 kali sebelum produksi
Tabel contoh program vaksinasi pada ayam petelur (layer)
UMURVAKSINTIPE VACAPLICATION
1 hariND-IBLiveEye Drop
3 hariCocci vaccineLiveSpray Feed
1 mingguNDKilledSC
2 mingguIBD VaccineLiveD.W
3 mingguND-IBLiveD.W
23 hariIBDLiveD.W
5 mingguAI Vaccine 
ND
Killed 
Live
S.C 
D.W
6 mingguILT VaccineLiveEye Drop
7 mingguCoryza I 
Fowl Pox
Killed 
Live
I.M 
W.W
10 mingguND -IBLiveD.W
14 mingguAIKilledI.M
15 mingguND vaccineLiveD.W
16 mingguCoryza IIKilledI.M
17 mingguND-EDS-IBKilledIM
Keterangan:
Eye drop: tetes mata
Spray feed: disemprotkan pada pakan
SC: subkutan (di bawah kulit)
DW: drinking water (air minum)
IM: intra muskuler (masuk ke otot)
WW: wing web (sayap)

Sumber:
READ MORE
Persiapan kandang dan peralatan
Persiapan kandang dan peralatan pada ayam layer prinsipnya sama seperti persiapan pada ayam broiler. Persiapan kandang dan peralatan dapat Anda lihat pada artikel kami Manajemen Pemeliharaan Broiler (bagian 1): Persiapan Alat dan Kandang.

Pemasangan pembatas
Pembatas berfungsi sebagai pelindung bagi anak ayam agar tidak bergerak terlalu jauh dari pemanas serta tempat pakan/minum. Pembatas dapat berbentuk lingkaran atau persegi dengan ketinggian ± 45 cm, terbuat dari seng atau papan. Setiap minggu pembatas diperlebar. Pembatas hanya digunakan sampai anak ayam berumur 4 minggu.

Pemberian litter
Litter dapat berupa sekam padi atau serbuk gergaji. Pada  minggu pertama, litter yang berada di dalam pembatas ditutup koran sebanyak 7 lapis. Setiap hari koran diambil 1 lembar pada bagian paling atas. Tujuan pemakaian koran ini adalah agar anak ayam tidak mematuk sekam karena daya pengenalan terhadap makanan masih terbatas.

Persiapan pemanas
Pemanas hanya digunakan selama 4 minggu. Biasanya pemanas yang dipakai adalah lampu pijar 60-75 watt untuk kandang box. Pemanas dinyalakan 2-3 jam sebelum DOC tiba agar suhu ruangan sudah menjadi stabil ketika DOC masuk.
 Pemanas diatur sebagai berikut:
  • Minggu I          : 95° F atau 35°C
  • Minggu II        : 90° F atau 32°C
  • Minggu III      : 85° F atau 29°C
  • Minggu IV      : 80° F atau 27°C

Pengaturan tempat pakan/minum
 Jenis
Umur
Perbuah Untuk
Feeder tray (nampan)Tempat pakan gantung 1 kgTempat pakan gantung 3 kg

Tempat minum 1 liter
Tempat minum 1 galon
0 – 10 hari
10 – 30 hari
30 – 60 hari

0 – 10 hari
0 – 10 hari
100 ekor
50 ekor
30 ekor

20 ekor
100 ekor

Pengaturan ventilasi
Kandang harus mendapatkan udara segar  agar kesehatan DOC tidak terganggu. Ventilasi kandang dapat diatur sebagai berikut:
  • Minggu I         : Terpal tertutup rapat
  • Minggu II        : Terpal terbuka sepertiga
  • Minggu III      : Terpal terbuka duapertiga
  • Minggu IV      : Terpal terbuka penuh.

Pengaturan pencahayaan
Lampu digunakan pada anak ayam umur 0 hingga 8 minggu. Anak ayam yang dibesarkan menggunakan pemanas lampu pijar tidak perlu diberi penerangan tambahan. Namun untuk anak ayam yang dibesarkan menggunakan pemanas gas atau batu bara, setelah lepas dari pemanas (4 minggu) harus diberi penerangan tambahan hingga umur 8 minggu.

Pengaturan kepadatan DOC
Kepadatan yang terlalu tinggi akan menyebabkan:
  • Pertumbuhan tidak seragam
  • Kanibalisme (menyerang/mematuk ayam yang lain)
  • Kadar ammonia dan kelembaban tinggi
Umur DOC
Kepadatan
0 – 1 minggu
50 ekor per m2
1 – 2 minggu
40 ekor per m2
2 – 3 minggu
30 ekor per m2
3 – 4 minggu
20 ekor per m2

Pemberian pakan dan minum
Pemberian air minum
Anak ayam yang baru menetas bisa bertahan tanpa makan dan minum sekitar 48-72 jam. Oleh karena itu DOC yang baru tiba tidak harus cepat-cepat diberi pakan atau air minum. Akan lebih baik jika DOC ditenangkan terlebih dahulu. Setelah tenang baru diberi air minum larutan gula 2%. Pakan tidak boleh diberikan sebelum DOC diberi air minum.
Pemberian pakan
Pakan pertama diberikan 2 jam setelah pemberian air minum. Pakan disebarkan di atas koran atau diletakan pada feeding plate. Kadang anak ayam harus dirangsang untuk makan dengan mengetuk tempat pakan seolah induk memanggil anaknya untuk makan.
Umur (minggu)
Kebutuhan Pakan (gram)
Per Hari
Per Minggu
Komulatif
Jenis Pakan
1
85656511
2
16112168511
3
19133301511
4
23161462511
5
25
175637512
6
29203840
512
7332311071
512
8362521323
512
Tabel kebutuhan nutrisi periode starter
Zat makanan
Periode starter
Protein (%)
19-21
Lemak (%)
3-5
Serat kasar (%)
3-4
Garam (%)
2
Kalsium (%)
1
Phospor (%)
0.6
Kalori (Kcal/kg)
2850


MASA GROWER

(8-18 Minggu)


Pada periode ini pemanas sudah tidak digunakan, pemisahan antara jantan dan betina juga dilakukan pada periode ini.

Persiapan kandang
Kandang yang digunakan merupakan kelanjutan dari kandang koloni pada masa starter. Namun jika DOC dipelihara dalam kandang box, pada periode ini ayam harus dipindahkan ke kandang koloni yang lebih besar.
Persiapan kandang (kepadatan 14-15 ekor/m2)
  • Kandang litter: kandang dibuat langsung menempel pada lantai dan di atasnya diberi sekam padi atau serbuk kayu setebal 5-10 cm.
  • Kandang panggung (slat): kandang yang lantainya terbuat dari bambu bercelah sehingga kotoran dapat langsung jatuh ke tanah.
 Persiapan peralatan kandang
  • Untuk 100 ekor dibutuhkan 4 tempat pakan 5 kg dan 4 tempat minum 1 galon.
  • Tinggi tempat pakan dan minum diatur setinggi punggung ayam.
 Pengaturan ventilasi
  • Pada periode ini tirai sudah dibuka penuh, kecuali jika hujan deras atau angin yang masuk ke dalam kandang terlalu besar (ayam bergerombol di sudut ruangan) ada baiknya tirai dipasang sebagian.

Seleksi dan pindah kandang
Proses seleksi dan pindah kandang sebaiknya dilakukan pada saat udara tidak terlalu panas yaitu pagi atau sore hari agar ayam tidak stres.
Seleksi ayam jantan
  • Kepadatan ayam jantan adalah 8-10 ekor/m2.
  • Ayam jantan dibesarkan sebagai ayam potong, untuk itu diberi pakan dengan kadar protein 19-20% secara tidak terbatas.
Seleksi ayam betina
  • Ayam betina yang dibesarkan haruslah sehat dan memiliki pertumbuhan yang baik. Oleh karena itu ayam yang tidak memenuhi persyaratan harus disingkirkan.

Pemberian pakan dan air minum
Peralihan pakan
Peralihan pakan  dilakukan setelah ayam berumur 8 minggu. Peralihan pakan harus dilakukan secara bertahap agar ayam tidak stres:
  • Hari  pertama               : 75 % pakan lama dan 25% pakan baru.
  • Hari  kedua                    : 50 % pakan lama dan 50% pakan baru.
  • Hari  ketiga                    : 25 % pakan lama dan 75% pakan baru.
  • Hari  keempat               : 100 % pakan baru.
Jumlah pakan yang diberikan
Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai standar. Agar ayam tidak terlalu gemuk atau tidak terlalu kurus, karena dapat mempengaruhi masa produksinya.
Umur(minggu)Kebutuhan Pakan
Per HariPer MingguKomulatif **
9412871610
10433011911
11443082219
12463222541
13473292870
14513573227
15543783605
16563923997
17594134410
18634414851
** Komulatif dari periode starter

 Tabel Kebutuhan nutrisi periode grower
Zat makanan
Periode grower
Protein %
14.5-15
Lemak %
4-5
Serat kasar %
3-5
Garam %
0.2
Kalsium %
0.9
Phospor %
0.5
Kalori (Kcal/kg)
2800

Pemberian air minum
Air minum yang disukai oleh ayam adalah air bersih yang segar, tidak berbau dan tidak berwarna. Air minum diberikan secara tidak terbatas.

Penyinaran
Mulai umur 8-18 minggu, intensitas dan durasi penyinaran tidak perlu ditingkatkan. Penerangan pada masa ini cukup dengan cahaya matahari alami sekitar 12 jam. Jika intensitas maupun durasi penyinaran ditambah maka di kemudian hari akan mempengaruhi proses bertelur ayam menjadi lebih cepat. Pencahayaan akan merangsang sekresi hormon yang merangsang ovulasi dan peneluran serta hormon pertumbuhan. Jika hal ini terjadi maka  ayam akan menghasilkan telur yang kecil dengan masa produksi yang pendek.

MASA LAYER

(18 Minggu – Akhir)


Manajemen layer diperlukan untuk meningkatkan produktivitas layer dalam menghasilkan telur. Semakin tinggi persentase jumlah telur yang dihasilkan per ayam layer yang dipelihara akan semakin baik dan semakin menguntungkan bagi peternak.

Pemberian pakan
Jumlah pakan/ekor ayam
  • Jumlah pakan yang diberikan sangat mempengaruhi kemampuan bertelur ayam layer. Jumlah yang diberikan sekitar 80-85 gr/ekor/hari (tergantung jenis ayam). Beberapa pakar juga menyebutkan pemberian pakan 110 – 120 gram/ekor/hari.
  • Jika jumlah pakan yang diberikan kurang akan berdampak buruk pada jumlah telur yang dihasilkan.
Kandungan serat, protein, lemak dan karbohidrat
  • Protein yang terkandung dalam konsentrat sangat bervariasi tergantung dari pabriknya (gunakan ataurai pakai sesuai rekomendasi pabrik pakan). Jumlah protein yang diberikan berpengaruh terhadap kemampuan bertelur ayam layer. Minimal kandungan protein yang ada dalam pakan adalah 18%.
Tabel  Kebutuhan nutrisi pada periode layer
Zat makanan
Periode layer
Protein %
17-18
Lemak %
2-3
Serat kasar %
3 – 3.5
Garam %
0.25
Kalsium %
2 – 4
Phospor %
0.6
Kalori (Kcal/kg)
2800
Penggantian jenis konsentrat
  • Perlu untuk diketahui bahwa penggantian konsentrat dapat menyebabkan ayam menjadi stress. Catatan penting yang harus diperhatikan adalah jangan mengganti konsentrat secara langsung. Jika hal ini dilakukan akan terjadi penurunan produksi yang signifikan.

Pencahayaan
Panjang gelombang atau warna cahaya
Ayam mengenali adanya cahaya melalui mata (retinal photoreceptors) dan melalui photosensitive cells di otak (extra-retinal photoreceptors). Cahaya dengan gelombang cahaya yang panjang lebih mudah penetrasi memalui kulit dan batok kepala dibandingkan cahaya dengan panjang gelombang yang pendek. Dengan demikian, pertumbuhan dan perilaku ayam berhubungan dengan retinal photoreception (gelombang cahaya  pendek) sedangkan reproduksi berhubungan dengan extra-retinal photoreceptors. Melalui penelitian tersebut didapatkan cahaya berwarna biru membuat ayam menjadi lebih tenang, merah mengurangi kanibalisme dan pencabutan bulu oleh ayam lain, cahaya berwarna hijau-biru menstimulasi pertumbuhan sedangkan orange-merah menstimulasi reproduksi.
Pada saat ini tersedia beberapa macam lampu yang digunakan dalam bisnis poultry yaitu Incandescent, Fluorescent, Metal Halide dan High-Pressure.
  1. Incandescent bulb lamp. Lampu standart yang sering digunakan dalam peternakan.
  2. Fluorescent lamp. Lampu jenis ini lebih baik daripada lampu incandescent bulb untuk digunakan pada Leghorn layers.
  3. High Pressure Sodium (HPS). Lampu ini terbukti sukses digunakan sebagai fasilitas dalam dunia poultry, terutama pada breeder houses dan  turkey
  4. Metal Halide (MH). Karena lampu ini harus dihitung orientasi spesifiknya (vertical atau horizontal) maka lampu ini jarang digunakan pada chicken house, tetapi digunakan pada area warehouse dan egg handling rooms.

Cahaya
Intensitas cahaya diukur dengan alat photometer dan mempunyai satuan footcandle atau lux. Untuk mudahnya dapat diterangkan bahwa penggunaan lampu 25 watt tipe pijar (polos, bukan warna susu) adalah mencukupi untuk luasan kandang 16 m2. Penempatannya dengan mengatur jarak antar lampu sejauh 4 m dengan ketinggian 2,5 – 3 meter.

Lama Waktu Pencahayaan
Ada 2 aturan dalam stimulasi pencahayaan :
  1. Jangan menaikkan lama pencayaan dan intensitasnya selama peride pembesaran
  2. Jangan mengurangi lama pencayaan dan intensitasnya selama peride produksi
Lama pencahayaan berhubungan dengan umur ayam dan tipe kandang yang digunakan.
  1. DOC memerlukan 21 – 23 jam penerangan secara terus menerus. Hal ini dimaksudkan untuk membantu memperkenalkan ayam pada lingkungan yang baru. Penerangan dapat diturunkan secara bertahap dan menjadi 15 – 16 jam perhari.
  2. Pada usia 3 minggu, penerangan dapat mengikuti penerangan alamiah yaitu selama 12 jam sehari.
  3. Bila berat badan sudah mencukupi atau ayam memasuki usia pre-layer (16 minggu), stimulasi penerangan dapat mulai diterapkan dengan 13 jam pencahayaan per hari dan setiap minggunya ditambah 30 menit sampai pencahayaan mencapai 16 jam perhari (puncak produksi).
Jadwal pencahayaan ayam layer (petelur)
Gambar. Contoh jadwal pencahayaan pada ayam layer (Ralph A. Ernst, http://animalscience.ucdavis.edu/avian/pfs13.htm)

Bentuk Kandang
Kandang untuk layer adalah kandang terbuka tanpa dinding. Arah kandang adalah arah Utara ke Selatan agar kandang mendapatkan sinar matahari pagi dan sore. Kandang utama berukuran 5×15 meter dengan tinggi sekitar 3.5 m (1000 ekor ayam). Masing-masing ayam dimasukkan dalam kandang baterai.
bentuk kandang ayam layer
Sedangkan ukuran kandang baterai adalah sbb:
bentuk kandang baterai
Panjang kandang baterai adalah 110 cm yang dibagi menjadi 4 ruangan yang sama luas. Masing-masing kandang baterai dapat memuat maksimal 2 ekor ayam layer yang siap bertelur.

Catatan:
Kemungkinan permasalahan  yang timbul diluar sisi penyakit
Mengeram adalah masalah yang sering timbul. Ada beberapa ciri untuk mengetahui ayam tersebut sedang mengeram antara lainnya adalah:
  1. ayam tersebut terus menerus mendekam
  2. ayam akan menegakkan bulunya saat didekati
  3. ayam akan mematuk tangan anda jika anda berusaha untuk mendekatinya.
Cara penanggulangan untuk ayam yang sedang mengeram ini sangat mudah namun membutuhkan ketelatenan. Ayam tersebut diambil dari kandangnya kemudian dimandikan dan dijemur. Ayam tersebut dimandikan pagi dan sore hari sekitar jam 08.00 dan 15.00. Hal ini dilakukan kurang lebih 3-5 hari hingga sifat mengeram ayam menjadi hilang.

Sumber:
READ MORE