Tampilkan postingan dengan label ayam broiler. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ayam broiler. Tampilkan semua postingan

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 5): Vaksinasi dan Biosecurity

Posted by Unknown On Senin, 13 Januari 2014 0 komentar
VAKSINASI

A. PENYIMPANAN VAKSIN
  • Vaksin harus disimpan dalam refrigerator bersuhu 2-8˚C (bukan freezer), terhindar dari panas dan sinar matahari langsung.
  • Apabila hendak mengangkut vaksin ke tempat yang jauh, vaksin harus ditempatkan dalam wadah yang memiliki daya isolasi cukup baik terhadap suhu luar (misal: termos atau sterofoam box), dengan diberi es batu di dalamnya.

B. KONDISI YANG HARUS DIPERHATIKAN
  • Jenis, dosis, dan waktu pemberian vaksin harus tepat. Vaksin belum kadaluwarsa.
  • Pastikan ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat (ayam sakit tidak boleh divaksin).
  • Jangan melakukan kegiatan vaksinasi saat suhu udara sangat panas (maksimal 29˚C).
  • Gunakan wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah yang terbuat dari logam.
  • Air yang digunakan harus baru dan segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin dan desinfektan.
  • Cuci tempat vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa, tanpa klorin atau desinfektan.
  • Vaksinator harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi harus diikuti dengan benar.
  • Segera berikan suplemen atau multivitamin setelah vaksinasi untuk mengurangi stress.

C. VAKSINASI MELALUI AIR MINUM
  • Pemakaian klorin dan desinfektan air minum dihentikan 24 jam sebelum vaksinasi.
  • Ayam dipuasakan 1-2 jam sebelum vaksinasi. Jika suhu lebih dari 30˚C sebaiknya 1 jam saja.
  • Disiapkan air, susu skim, dan vaksin dalam jumlah yang tepat. Jumlah air yang dibutuhkan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam selama 1-2 jam.
  • Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, maka dapat digunakan rumusan sebagai berikut:
          Jumlah air yang dibutuhkan  =  Jumlah Ayam  x  Umur Ayam
                                                                                         1000             
  •  Setelah jumlah air ditentukan, susu skim dengan dosis 2 gram per liter air dimasukkan dalam air minum. Untuk daerah beriklim panas sebaiknya ditambahkan es batu. Susu skim berfungsi sebagai pelindung vaksin dari berinteraksi dengan bahan-bahan dalam air untuk menjaga kualitas vaksin.
  • Untuk daerah dengan kualitas air kurang bagus, disarankan untuk meningkatkan dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan digunakan untuk vaksinasi.
  • Vaksin dicampurkan ke dalam air yang telah disiapkan, aduk hingga rata dan segera tuang ke tempat minum yang telah disediakan.
  • Agar pembagian vaksin merata, harus dihitung jumlah larutan vaksin yang harus dituang di setiap tempat minum (kontrol distribusi vaksin).
          Jumlah air di setiap tempat minum  =  Jumlah Air
                                                                                 Jumlah Tempat Minum
  • Botol dan tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau direndam dalam desinfektan.

D. VAKSINASI TETES
  • Penting untuk diperhatikan bahwa proses penetesan ke dalam mata haruslah tepat dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata. Jangan terburu-buru melepaskan ayam jika tetesan belum terserap sempurna.
  • Harus dihindari penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal 200 ekor sekali jaring), agar ayam tidak stres terlalu lama ketika menunggu divaksin.
  • Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya larutan vaksin dibagi kedalam beberapa alat penetes sesuai jumlah vaksinator (setelah dilarutkan, vaksin harus habis dalam waktu 30 menit).

E. VAKSINASI SUNTIK
  • Sebelum dilakukan vaksinasi harus dicek dulu fungsi injektor dengan cara dilakukan uji coba dengan air. Jika injektor rusak atau tidak lancar, jangan digunakan. Jika kotor, dicuci dengan air panas.
  • Vaksin yang keluar dari refrigerator sebaiknya ditunggu beberapa saat sampai suhunya mendekati suhu lingkungan. Dapat juga dilakukan thawing dengan cara vaksin dari refrigerator direndam dalam air biasa agar lebih cepat mencapai suhu lingkungan.
  • Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering mungkin botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen vaksin.
Contoh program vaksinasi pada ayam broiler:
UMUR(HARI)
VAKSINASI
APLIKASI
Alt 1Alt 2Alt 3Alt 4
3–5ND LasotaND LasotaND LasotaND LasotaTetes
ND Lasota + IBND Lasota + IBND Lasota + IBND Lasota + IBTetes
ND ViscerotropicND ViscerotropicND ViscerotropicND ViscerotropicSpray
--ND KilledND KilledSuntik
7-IBD Intermediate-IBD IntermediateMinum
12–14IBD IntermediateIBD IntermediateIBD IntermediateIBD IntermediateMinum
18–21ND LasotaND LasotaND LasotaND LasotaMinum

UMURVAKSINTIPE VACAPLICATION
1 hariND-IBLiveEye Drop (tetes mata)
7 hariNDKilledSC (suntik subkutan)
12 hariIBD VaccineLiveDW (air minum)
19 hariNDLiveD.W (air minum)

BIOSECURITY
Biosekuritas (biosecurity) adalah perlindungan dari penyebaran penyakit infeksius, parasit, dan hama ke unit produksi. Biosekuriti (biosecurity) dapat juga diartikan sebagai beberapa prosedur atau usaha yang dilakukan untuk dapat mencegah kontak antara ayam dalam peternakan dengan agen atau sumber penyakit sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi penularan penyakit. Dengan demikian, biosekuriti (biosecurity) dapat dikatakan sebagai pertahanan terdepan pada suatu peternakan. Penjelasan tentang biosecurity telah kami jelaskan pada artikel kami Biosecurity (biosekuritas). Klik link.
Beberapa contoh pelaksanaan biosecurity dalam peternakan ayam broiler di antaranya klorinasi air minum dan penggunaan desinfektan.
PEMBUATAN LARUTAN KLORIN
1 kg kaporit 65% (bubuk) dilarutkan dalam 72 liter air, aduk kemudian diamkan selama 24 jam sampai mengendap. Ambil bagian larutan yang bening untuk dicampurkan ke dalam air minum, dengan takaran sbb:
Larutan Kaporit (ml)Air Minum (liter)Konsentrasi
1 ml
5 ml
10 ml
10 liter
10 liter
10 liter
1 ppm
5 ppm
10 ppm
Hindari kondisi yang dapat mengurangi efektifitas klorin, antara lain: panas, sinar matahari, lumut, lendir, dsb. Wadah harus tertutup rapat untuk menghindari penguapan.

PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN
DesinfektanDosisKeterangan
Fumigasi

21 ml formalin 37%
21 ml air
17 gram PK
Fumigasi 1 m3 ruangan.
Desinfeksi saat transfer
pakan dan fumigasi sekam.
Formalin 2%1 liter formalin 37%
19 liter air
Desinfeksi saat transfer
pakan dan sanitasi kandang.
BKC 10%2 ml per liter air
6 ml per liter air
Foot dipping.
Desinfeksi peralatan.
Klorin

5 ppm
10 ppm
Desinfeksi air minum.
Desinfeksi peralatan minum.

Sumber:
READ MORE

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 4): Periode Finisher

Posted by Unknown On 0 komentar
A. PAKAN DAN AIR MINUM
Pada periode ini yang perlu diperhatikan adalah proses penggantian pakan dari starter ke finisher. Penggantian pakan harus dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai berikut:
  • Hari 1 penggantian: (¾ starter + ¼ finisher)
  • Hari 2 penggantian: (½ starter + ½ finisher)
  • Hari 3 penggantian: (¼ starter + ¾ finisher)
  • Hari 4 penggantian: semua pakan finisher
Jumlah dan rasio tempat pakan dan minum harus dipastikan terpenuhi.
Pada daerah beriklim panas, pakan diberikan saat suhu udara tidak terlalu panas (misalnya, pagi dan sore hari). Pakan diberikan minimal 2 kali sehari dengan perbandingan 40% pagi hari dan 60% sore hari. Jika tengah malam pakan masih kurang, bisa ditambah.
Pada siang hari tempat pakan bisa dinaikkan untuk menambah ruang gerak ayam sehingga dapat mengurangi panas.
Untuk meningkatkan feed intake di malam hari, perlu dilakukan upaya membangunkan ayam minimal 5 kali dalam semalam.
Lebar
Kandang
JumlahLajur
Lajur
Tempat Pakan
Tempat Minum
5 – 7 m
4 lajur
4 lajur
4 lajur
8 – 10 m
5 lajur
5 lajur
5 lajur
Penataan tempat pakan dan minum broiler finisher
Gambar. Contoh penataan tempat pakan dan minum broiler selama periode finisher

B. KEPADATAN AYAM
 Kepadatan disesuaikan dengan berat panen yang diinginkan.
No
Jenis KandangBerat Panen
Ekor/m2
1
Postal/Double Deck< 1,5
1,5 – 1,7
1,8 – 2,0
> 2
10 – 12
8 – 9
7 – 8
6 – 7
2
Panggung< 1,5
1,5 – 1,7
1,8 – 2,0
> 2
11 – 13
10 – 11
9 – 10
7 –   8
3
Closed House< 1,5
1,5 – 1,7
1,8 – 2,0
> 2
13 – 15
12 – 13
11 – 12
10 – 11

 C. PANEN AYAM
Sebelum ayam dipanen, dilakukan pengosongan/pengangkatan tempat pakan, tetapi air minum tetap diberikan untuk mencegah hilangnya berat badan akibat dehidrasi.
Disarankan memberikan air gula 5% apabila jarak kandang dan tujuan lebih dari 100 km atau perjalanan lebih dari 3 jam untuk mengurangi penyusutan berat badan.
Sebisa mungkin dihindari penangkapan ayam pada saat suhu udara sangat panas.
Penangkapan ayam harus dilakukan secara hati-hati. Ayam ditangkap pada bagian bawah kaki untuk menghindari memar pada dada dan paha. Untuk mencegah patah tulang kaki karena meronta dan gerakan sayap, dipegang erat-erat pada persendian bawah.
Ayam yang belum terpanen harus tetap dirawat dengan baik.

Sumber:
READ MORE
C. PERSIAPAN SEBELUM DOC DATANG
  1. Sekam ditaburkan secara merata ke seluruh permukaan lantai dengan ketebalan 3-5 cm (ada juga yang sampai 10 cm).
  2. Tempat pakan, tempat minum, chick guard, lampu, dan pemanas harus sudah terpasang paling tidak 2 hari sebelum DOC datang.
  3. Jika menggunakan tempat minum/gallon yang berukuran besar harus diberi kerikil bersih agar DOC tidak masuk ke air.
  4. Tinggi chick guard yang disarankan adalah 40-50 cm. Chick guard dapat terbuat dari seng, papan kayu, atau bambu (berbentuk jeruji atau anyaman).
  5. Pemanas diletakkan di tengah chick guard dengan ketinggian 125 cm. Harus diperhatikan arah panas dan temperatur.
  6. Pemakaian koran disarankan hanya 1 lapis di atas litter (sekam) dan hanya dipakai pada hari pertama saja. Ada juga pendapat lain yang menyebutkan sebaiknya terdapat 3 lapis Koran dan setiap hari diambil 1 lapis Koran sampai hari ke-3.
  7. Intensitas cahaya minimal 20 lux, kurang lebih setara dengan 10 watt SL/TL atau 60 watt lampu pijar per chick guard pada ketinggian 170 cm.
  8. Harus disediakan celupan kaki dan hand sprayer (semprotan tangan) berisi larutan desinfektan untuk petugas kandang dan tamu yang keluar masuk lokasi kandang.
  9. Setelah semua persiapan selesai, dilakukan penyemprotan ke seluruh bagian kandang (termasuk peralatannya) dengan desinfektan yang disarankan.
 Penataan pemanas pakan minum
Gambar. Penataan pemanas, tempat pakan, dan tempat minum
Tempat pakan dan tempat minum
JenisUmurPer Buah Untuk
Feeder tray (nampan)   
Tempat pakan gantung 5 kg
Tempat pakan gantung 10 kg

Tempat pakan gantung 5 kg
Tempat pakan gantung 10 kg

Tempat minum otomatis
Tempat minum manual

Tempat minum otomatis
Tempat minum manual
0 – 3 hari4 – 7 hari8 – 10 hari 
11 – 15 hari
11 – 15 hari

16 – panen
16 – panen

0 – 10 hari
0 – 10 hari

11 – panen
11 – panen
80 ekor60  ekor40  ekor 
30 – 35 ekor
35 – 40 ekor

20 – 25 ekor
30 – 35 ekor

100 – 120 ekor
60   – 80   ekor

60 – 80 ekor
30 – 35 ekor
Pemanas
Jenis Pemanas
Jumlah DOC
(Musim Panas)
Jumlah DOC
(Musim Dingin)
Diameter
Chick Guard
Pemanas gasSemawarBatubaraDrum (grajen/kayu)700 – 800600 – 700600 – 700700 – 800600 – 700500 – 600500 – 600600 – 7004 meter3.5 meter3 meter4 meter
D. CHICK-IN
  1. Pemanas dinyalakan minimal 2 jam sebelum DOC tiba (pre-heating), agar temperatur brooder sudah cukup stabil saat DOC masuk dan litter (sekam atau alas yang lain) sudah menjadi hangat. Saat DOC masuk, suhu brooder kurang lebih 33oC.
  2. Sebelum DOC dilepaskan ke brooder, diambil beberapa boks DOC sebagai sampel untuk ditimbang. DOC ditimbang bersama dengan boksnya. Setelah itu, DOC dikeluarkan dari boks. Kemudian boks ditimbang. Dari situ dapat dilihat rata-rata berat DOC.
  3. DOC yang jelek atau cacat langsung dikeluarkan, sedangkan yang lemah dapat dibantu minum dengan cara mencelupkan ujung paruh ke dalam air gula.
  4. Boks dibuka agar DOC keluar dari boks dan menyebar pada brooder.
  5. Air minum yang disarankan adalah air gula 2-3% (20-30 gram gula merah per liter air minum). Dapat juga diberi vitamin atau suplemen pada air minum. DOC dibiarkan minum air gula/vitamin/suplemen ini kurang lebih selama 2 jam.
  6. Setelah 2 jam, minum diganti dengan air biasa agar tidak menarik hewan lain seperti semut.
  7. Selanjutnya pakan diberikan sedikit demi sedikit. Pada awa-awal pemeliharaan (sampai 3 hari) frekuensi pemberian pakan bisa 5 – 6 kali sehari.
  8. Setelah DOC dilepaskan pada brooder, diamati penyebaran dan tingkah laku DOC dalam chick guard. Setelah DOC dipastikan dalam kondisi nyaman, dilakukan evaluasi crop fill (isi tembolok) sebagai berikut:
Setelah 6 jam ditebar, minimal 80% tembolok harus berisi pakan dan air.
Setelah 12 jam ditebar, 100% tembolok harus berisi pakan dan air.
  •  Apabila tembolok terlalu keras, berarti ayam kurang minum. Amati temperatur dan ketersediaan air minum.
  • Apabila tembolok terlalu encer, berarti ayam kurang makan. Amati temperatur dan ketersediaan pakan.
  • Apabila tembolok kosong! Amati situasi brooder secara menyeluruh, terutama temperatur dan pencahayaan. Apabila diperlukan chick guard bisa diketuk secara perlahan-lahan agar anak ayam aktif makan dan minum.
Penyebaran anak ayam dalam brooder
Penyebaran anak ayam di dalam brooder

Sumber:
READ MORE