Tampilkan postingan dengan label Immuno Forte. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Immuno Forte. Tampilkan semua postingan

MIKOTOKSIN / MYCOTOXIN

Posted by Unknown On Sabtu, 11 Januari 2014 0 komentar
Mikotoksin (mycotoxin) adalah zat (metabolit sekunder) yang disintesis dan dikeluarkan selama pertumbuhan fungi (jamur) tertentu. Zat ini sebenarnya merupakan pertahanan dari tanaman atau biji tanaman dari serangan parasit. Jika fungi (jamur) mati, maka produksi miotoksin akan berhenti, tetapi mikotoksin yang telah terbentuk tidak hilang. Mikotoksin merupakan bahan kimia yang stabil dan dapat bertahan dalam waktu yang lama. Mikotoksin merupakan zat yang berbahaya, karena hanya dengan jumlah yang sangat sedikit (nano gram – mikro gram/gram bahan) saja dapat menyebabkan beberapa kerugian. Mikotoksikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh jamur yang termakan bersama-sama bahan pakan yang tercemar.
Dari lebih dari 100.000 spesies fungi (jamur) yang diketahui, hanya beberapa yang dapat memproduksi mikotoksin. Beberapa fungi (jamur) yang diketahui dapat menghasilkan mikotoksin yang sangat berbahaya di bidang pertanian dan peternakan adalah FusariumAspergillus, dan Penicilium sp. Diketahui pula bahwa 1 spesies fungi dapat menghasilkan lebih dari 1 jenis mikotoksin. Jarang hanya ada 1 mikotoksin per jenis tanaman atau biji-bijian, biasanya ada 2 atau lebih jenis mikotoksin.
Mikotoksin dapat dihasilkan selama masa tanam (field toxin) maupun setelah dipanen dan selama penyimpanan (storage toxin). Mikotoksin yang dihasilkan oleh Fusarium sp (misalnya trichothecenes, zearalenone and fumonisins) biasanya termasuk golongan field toxin. Mikotoksin ini dihasilkan jamur selama proses pertumbuhan tanaman/biji-bijian ketika kondisi cuaca kurang baik misalnya cuaca yang hangat atau hawa dingin yang berkepanjangan, musim hujan dan kelembaban tinggi. Aflatoxin dan ochratoxins termasuk dalam storage yang umumnya disebabkan oleh Aspergillus dan Penicilium dalam kondisi yang buruk. Storage toxin dihasilkan ketika bahan pakan dipanen dan disimpan dalam kondisi yang buruk misalnya terlalu lembab atau basah.
Tidak mudah untuk mendeteksi masalah yang berhubungan dengan mikotoksin karena efek yang ditimblkan bervariasi tergantung toksin/racun (jumlah dan lamanya dikonsumsi), hewan ( spesies, jenis kelamin, umur, breed, kesehatan, status imunitas, nutrisi), dan lingkungan (manajemen, higienitas, suhu, dll). Efek yang ditimbulkan bisa mulai dari tidak terlihat gejala sampai terjadi kematian yang cepat. Jumlah dan lama mengkonsumsi pakan yang mengandung mikotoksin mempengaruhi akumulasi mikotoksin yang ada dalam tubuh. Walaupun tidak segera menimbulkan gejala mikotoksikosis, jika sudah mencapai ambang batas gejala akan muncul. Umur ayam juga mempengaruhi kejadian mikotoksikosis. Umur muda lebih rentan terhadap mikotoksikosis. Status kesehatan dan stress juga mempengaruhi kejadian mikotoksikosis. Pada kondisi stress, ayam akan lebih mudah terkena mikotoksikosis. Genetik juga merupakan salah satu faktor kejadian mikotoksikosis. Misalnya, itik lebih peka terhadap mikotoksin daripada ayam. Jenis kelamin juga mempengaruhi kejadian mikotoksikosis.
Berikut jenis-jenis tanaman/biji-bijian yang dapat tercemar oleh fungi penghasil mikotoksin:
JENIS TANAMAN/BIJI-BIJIANJENIS MIKOTOKSIN
ALFALFA/LUCERNEAFLATOKSIN, ZEARALENON
BARLEY (JAWAWUT)AFLATOKSIN, DON, NIV, TOKSIN T-2, DAS, ZEARALENON, OKRATOKSIN A, STERIGMATOSISTIN, SITRININ, VIOMELEIN, ZANTOMEGNIN, VIOSANTIN
CASSAVA (SINGKONG) /TAPIOKAAFLATOKSIN, ZEARALENON
BIJI KAPASAFLATOKSIN
KACANG TANAH/GROUNDNUTSAFLATOKSIN, ASAM SIKLOPIAZONAT, OKRATOKSIN A, SITRININ, ZEARALENON,VERUKULOTOKSIN
MAIZE/JAGUNGAFLATOKSIN, ZEARALENON, DON, TOKSIN T-2, DAS, NIV, BUTENOLIDA, MONOLIFORMIN, FUMONISIN, ASAM SEKALONAT, SITRIOVIRIDIN
MILETAFLATOKSIN, ALKALOID ERGOT, ASAM SIKLOPIAZONAT
OATSAFLATOKSIN, DON, TOKSIN T-2, NS,  ZEARALENON, OKRATOKSIN A, SITRININ
RYEAFLATOKSIN, DON, NIV, ZEARALENON, OKRATOKSIN A, SITRININ, ALKALOID ERGOT
PADIAFLATOKSIN, ZEARALENON, OKRATOKSIN A, STERIGMATOSISTIN, SITRININ
SORGHUM/MILOAFLATOKSIN, TOKSIN T-2, ZEARALENON, OKRATOKSIN A
KEDELAI/MINYAK KEDELAIAFLATOKSIN
GANDUMAFLATOKSIN, DON, NIV, ZEARALENON, OKRATOKSIN A, STERIGMATOSISTIN, SITRININ, ALKALOID ERGOT, VIOMELEIN, ZANTOMEGNIN, VIOSANTIN

 Faktor pendukung pembentukan mikotoksin:
  • Iklim (suhu dan kelembaban tinggi):  suhu lebih dari 30oC dan kelembaban relatif sekitar 80 – 85%. Daerah-daerah di iklim tropis seperti Indonesia, merupakan tempat yang sangat cocok untuk pembentukan mikotoksin (mycotoxin) karena memang Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan suhu dan curah hujan yang tinggi.
  • Jenis dan kepekaan tanaman
  • Jenis jamur (fungi) pencemar
  • Penggunaan fungisida
  • Penanganan pasca panen
  • Kondisi pengeringan dan penyimpanan: kondisi tempat penyimpanan yang kurang baik seprti tempat yang pengap dan lembab menyebabkan jamur mudah tumbuh dan mikotoksin lebih cepat terbentuk. Kondisi pakan/bahan pakan yang tengik mengindikasikan mulai ada pertumbuhan jamur.

Pencegahan
Menciptakan sistem budidaya yang optimal serta selalu memperhatikan kualitas bahan baku termasuk mengoptimalkan penyimpanan dan distribusi. Penyimpanan bahan tersebut sebaiknya jangan melebihi kadar air 13-14%, karena pada kadar air di atas ambang tersebut mikotoksin diproduksi. Mikotoksin diproduksi pada kelembaban lebih dari 75% dan temperatur di atas 20°C, dengan kadar air bahan baku pakan di atas 16%.
Menggunakan mikotoksin adsorbent atau mikotoksin binder (pengikat mikotoksin). Adapun kriteria mycotoxin binder yang baik adalah sebagai berikut (http://www.majalahinfovet.com/2008/06/persoalan-jamur-pada-musim-hujan.html):
1. Mampu mengikat mikotoksin yang beragam (tidak hanya satu jenis mikotoksin).
2. Mampu mengikat toksin dalam level yang sangat tinggi.
3. Mampu mengikat mikotoksin meskipun dalam konsentrasi yang rendah.
4. Produk tersebut harus stabil terhadap panas dan pH.
5. Penggunaanya harus dalam jumlah sedikit sehingga tidak menyulitkan dalam penyusunan ransum.
6. Relatif tidak mengikat nutrisi lain yang berguna untuk pertumbuhan seperti vitamin dan asam amino.

IMMUNO-FORTE mengandung konsentrat mannan oligosaccharide (MOS) dan beta glucans dalam konsentrasi tinggi. IMMUNO-FORTE cocok digunakan untuk peternakan dengan riwayat kasus mikotoksikosis cukup tinggi maupun rendah, serta baik digunakan sebagai pencegahan. MOS diketahui dapat menyerap mikotoksin yang terdapat dalam pakan.
Kapasitas MOS dalam mengikat mikotoksin (Bronius Bakutis, 2005):
MycotoxinsAdsorbing (%)
AflatoxinFumonisinZearalenoneT-2 Toxin
Citrinin
Deoxynivalenol
Ochratoxin A
Nivalenol
95.067.077.033.4
18.4
12.6
12.5
8.2

READ MORE

MENGAPA BROILER MUDAH SAKIT?

Posted by Unknown On 0 komentar
Usaha penyediaan bahan pangan asal hewan khususnya daging tidak akan terlepas dari peternakan hewan seperti ayam, sapi, kambing, dan beberapa hewan lain.  Di antara sekian banyak jenis hewan yang menyokong pemenuhan kebutuhan daging, ayam (khususnya ayam pedaging/broiler) adalah yang paling banyak memberikan kontribusi. Sekarang, ayam pedaging tidak lagi sebagai peternakan biasa, tetapi sudah berubah menjadi sebuah industri. Ayam broiler dipilih sebagai salah satu pilihan utama karena ayam broiler mempunyai tingkat produktivitas daging yang cukup tinggi dengan ciri khas pertumbuhannya cepat, konversi pakan baik, dan siap dipotong pada usia relatif muda. Dalam jangka waktu 5 – 6 minggu ayam broiler dapat mencapai berat hidup 1,5 – 2 kg.
Masalah yang ada adalah pertumbuhan broiler yang begitu cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan organ limfoid/kekebalan yang cepat. Akibatnya, walaupun pertumbuhan ayam sangat cepat, ayam juga mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, tugas seorang peternak adalah sebisa mungkin mencegah penyakit masuk ke peternakan dengan biosekuritas yang baik. Kalaupun penyakit bisa masuk ke peternakan, harus cepat dikenali apa penyakitnya dan segera dilkukan tindakan pengobatan. Sebelum hal tersebut terjadi, ada hal lain tidak boleh dilupakan (sangat penting) adalah memacu sistem pertahanan broiler agar mencapai level maksimal. Hal ini menjadi sangat penting karena broiler sangat rentan terhadap penyakit.
Broiler dengan kekebalan yang tinggi akan lebih tahan ketika terserang penyakit terlebih lagi jika terjadi wabah/outbreakKetika terserang penyakit pun broiler akan lebih cepat sembuh jika kekebalan tubuh maksimal. Dari segi lain, kekebalan tubuh yang maksimal akan memberikan waktu yang lebih banyak kepada Anda untuk melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kesehatan broiler Anda (jika terkena penyakit atau dalam masa kesembuhan). Karena, ketika kondisi kekebalan tubuh broiler Anda buruk, Anda hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan tindakan yang diperlukan (misalnya mengobati ayam sakit). Hal paling buruk yang dapat terjadi (–semoga tidak terjadi–) adalah terjadi kematian sebelum Anda mengobati atau bahkan sebelum Anda tahu broiler Anda terkena penyakit.
Untuk itu, kami menwarkan produk yang dapat Anda gunakan untuk menanggulangi kasus tersebut.
ROYAL POULTRY merupakan suplemen alami/organik yang diproduksi dengan landasan ilmiah yang kuat sehingga benar-benar dapat meningkatkan performa sesuai yang Anda harapkan. ROYAL POULTRY berisi zat-zat yang dibutuhkan ternak Anda untuk mengoptimalkan sistem kekebalan ternak Anda. Dari kandungan mineral, beberapa mineral seperti Cu, Mn, Fe, Zn,  dan Se dalam jumlah yang tepat sangat dibutuhkan dalam pembentukan dan proses kekebalan. Selain mineral, substrat lain yang sangat dibutuhkan dalam sistem kekebalan adalah beta glucansdan mannan oligosaccharide (MOS). Dua zat ini merupakan pengembangan teknologi terbaru di dunia perunggasan. Untuk itu, kami menambahkan kedua zat ini untuk menjamin kesehatan ternak Anda.
MOS berfungsi untuk menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan. MOS merupakan prebiotik (zat yang dibutuhkan oleh bakteri menguntungkan dalam saluran pencernaan). MOS dapat menghambat kolonisasi bakteri gram negatif terutama Salmonella dan E.coli sehingga mencegah terjadinya infeksi pada ternak. MOS dapat mengikat mikotoksin (racun yang berasal dari pakan) secara irreversible sehingga mencegah multiple mycotoxicosis. MOS dapat meningkatkan fungsi pertahanan lempeng Peyer/Peyer’s patch (lempeng Peyer merupakan kumpulan limfosit atau sel pertahanan pada usus) melalui proliferasi limfosit-T.
E. coli terikat pada mannan oligosaccharide (MOS)
Beta Glucans berfungsi meningkatkan imunitas non-spesifik melalui dengan cara mengaktivasi makrofag dan natural killer (sel yang berperan dalam sistem kekebalan), mengaktivasi jalur komplemen alternatif (salah satu proses kekebalan dalam tubuh), menstimulasi retikulo-endotelial system (limfosit-T), serta meningkatkan produksi antibodi.
Selain beberapa zat yang disebutkan di atas, ROYAL POULTRY diproduksi dengan perhitungan komposisi yang tepat sehingga selain mendukung meningkatnya sistem kekebalan, juga dapat memberikan keuntungan yang lain. Baca artikel kami yang lain…
Oleh karena itu, berikan ROYAL POULTRY sekarang, agar ketika terjadi wabah/outbreak kematian bukanlah satu-satunya pilihan untuk ternak Anda.
IMMUNO FORTE merupakan produk komplementer (pendukung) ROYAL POULTRYIMMUNO FORTE mengandung konsentrat mannan oligosaccharide (MOS) dan beta glucans dalam konsentrasi tinggi. IMMUNO FORTE cocok digunakan untuk peternakan dengan riwayat kasus cukup tinggi. IMMUNO FORTE juga dapat digunakan pada peternakan dengan riwayat penyakit yang rendah atau tidak ada riwayat penyakit sebagai pencegahan terhadap masuknya penyakit.
Suplemen unggas ini sangat bagus digunakan pada semua jenis unggas seperti broiler, layer/petelur, ayam kampung, itik/bebek, puyuh, dan jenis-jenis ternak unggas yang lain.
Jika Anda berminat dengan produk ini, klik di sini untuk mengetahui cara membeli produk ini.

READ MORE

Indikator Keberhasilan Peternakan Broiler

Posted by Unknown On Minggu, 16 Desember 2012 2 komentar

Manajemen memegang peranan penting dalam kesuksesan peternakan broiler mulai dari persiapan kandang,brooding, pakan, biosekuriti (biosecurity), air, pencegahan penyakit, dan sebagainya. Peternak yang menginginkan keberhasilan dalam usaha peternakan broiler mau tidak mau harus memiliki manajemen yang baik. Untuk mengetahui keberhasilan Anda dalam mengelola peternakan, berikut beberapa kriteria yang dapat Anda gunakan sebagai pegangan/acuan.
1. Berat Badan
Berat badan menjadi salah satu indikator keberhasilan seorang peternak broiler. Peternak dituntut untuk menghasilkan broiler dengan berat badan sesuai dengan standar yang telah ditentukan selama satu periode pemeliharaan. Satu periode pemeliharaan broiler kurang lebih 34 – 35 hari. Jika Anda peternak yang cukup cerdas mengelola manajemen peternakan, Anda dapat mendapatkan berat badan mencapai standar lebih cepat daripada waktu yang ditentukan sehingga panen menjadi lebih awal. Oleh karena itu, ada istilah “Bobot masuk, umur maju”.
Jika ayam memiliki pertumbuhan lebih baik maka Anda akan mendapat keuntungan yang lebih banyak salah satunya dari pengurangan jumlah pakan. Sebagai contoh: Ayam broiler dengan berat panen 1,8 kg standarnya dicapai pada umur 35 hari. Jika manajemen Anda baik, pertumbuhan ayam juga lebih baik. Hasilnya, berat tersebut dapat dicapai sebelum umur 35 hari (misalnya umur 33 hari). Dengan begitu, Anda dapat mengemat pakan selama 2 hari. Misal, populasi ayam 5.000 ekor dan pada umur tersebut per hari rata-rata menghabiskan 17 sak pakan, maka jumlah pakan yang bisa dihemat adalah 34 sak. Jika harga per sak pakan Rp 260.000,00, total biaya pakan yang bisa Anda dihemat adalah Rp 8.840.000,00.
2. FCR
Feed Conversion Ratio (FCR) adalah jumlah pakan yang diberikan untuk menghasilkan satu kilogram berat hidup broiler. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa semakin kecil FCR semakin baik. Feed Conversion Ratiomengindikasikan penyerapan yang lebih baik dan konversi pakan menjadi daging yang lebih optimal. Hal ini sangat berkaitan dengan perhitungan ekonomi. Jumlah pakan yang lebih banyak tentunya akan mengurangi keuntungan yang didapatkan. Seperti diketahui pula bahwa pakan menyerap 60 – 70% biaya pemeliharaan broiler. Oleh karena itu, sedikit saja perubahan pada FCR dapat mempengaruhi tingkat keuntungan yang didapatkan.
Berikut kami cuplikkan standar “Daging yang dihasilkan per sak pakan (50 kg)”.
Daging yang dihasilkan per sak pakan (kg)Kategori
> 33Sangat bagus
32 – 33Bagus
30 – 31Sedang
28 – 29Jelek
< 28Sangat jelek
Masing-masing perusahaan memiliki standar FCR sendiri. Jika peternak ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, sedapat mungkin peternak harus dapat menurunkan FCR di bawah standar perusahaan. Dalam dunia broiler selisih antara FCR standar perusahaan dengan FCR sebenarnya di peternakan (FCR aktual) disebut diferensial atau disengkat “diff”. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Diff = FCR aktual – FCR standar
Diff yang bernilai minus (-) semakin baik karena menunjukkan bahwa FCR aktual di peternakan lebih kecil daripada FCR standar perusahaan. Jika sudah demikian, bagi Anda peternak bersiaplah mendapatkan bonus FCR.
3. Persentase deplesi populasi (D)
Deplesi populasi dapat diartikan sebagai penyusutan jumlah ayam yang dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu kematian dan afkir ayam (culling). Kematian dapat terjadi karena beberapa faktor seperti sakit atau kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Pengafkiran dapat diputuskan berdasarkan pertimbangan resiko dan ekonomi. Pertimbangan resiko didasarkan pada keparahan penyakit dan seberapa besar resiko yang dihadapi seperti kematian, gangguan pertumbuhan, dan penularan pada ayam yang lain. Pertimbangan ekonomi biasanya terkait dengan berkurangnya keuntungan yang didapatkan karena memberikan pengobatan pada ayam sakit. Hal ini biasa terjadi pada ayam sakit yang sudah mendekati umur panen. Daripada keuntungan berkurang karena memberikan pengobatan, lebih baik aya diafkir lebih awal. Rumus tingkat deplesi (D) sebagai berikut :
D = Jumlah ayam mati + afkir x 100%
                        Populasi awal
atau
D = Populasi awal – jumlah ayam panen x 100%
                               Populasi awal
Persentase deplesi yang baik maksimal ±5%.

4. Rata-rata Umur Panen (A/U)
Penghitungan rata-rata umur panen ditentukan berdasarkan jumlah ayam yang dipanen pada waktu tertentu. Panen dapat dilakukan secara bersamaan (satu umur) atau beberapa kali dalam satu peternakan. Pemanenan broiler yang dilakukan beberapa kali biasanya terkait dengan permintaan pasar misalnya pasar, rumah makan tradisional, atau restoran besar yang masing-masing membutuhkan spesifikasi ayam broiler yang berbeda-beda.
Rumus menghitung rata-rata umur panen (A/U) sebagai berikut:
A/U =           ∑(U x P)           
                    total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen
Contoh 1:
Sebanyak 5000 ekor ayam broiler dipanen secara bersama pada umur 35 hari dengan berat badan 1,8 kg. Berarti A/U ayam broiler:
A/U =           35 x 5000         
                          5000
= 35 hari
Contoh 2:
Sebanyak 5000 ekor aya broiler dipanen dalam 3 kali pemanenan:
Umur  30 hari panen 1000 ekor berat rata-rata 1,3 kg
Umur  33 hari panen 2000 ekor berat rata-rata 1,5 kg
Umur  35 hari panen 2000 ekor berat rata-rata 1,8 kg
Berarti A/U ayam broiler:
A/U = (30 x 1000) + (33 x 2000) + (35 x 2000) 
                                             5000
= 33,2 hari

5. IP
IP (Indeks Prestasi) merupakan indikator baik buruknya pengelolaan sebuah peternakan. IP yang semakin tinggi menunjukkan pengelolaan peternakan yang semakin baik. Berikut rumus IP:
IP = {(100 – Total % Deplesi) x Rerata Berat Badan x 100}
                                    (FCR x Rerata Usia Panen)
Dulu, peternak yang mendapatkan IP sekitar 250 sudah termasuk bagus. Tetapi, sekarang untuk bisa dikatakan bagus, IP paling tidak di atas 300 (tergantung perusahaan pembuat standar masing-masing). Berikut contoh penghitungannya. Dulu, broiler dengan berat panen 1,8 kg yang dipelihara selama 40 hari dengan FCR 1,8 dan kematian 4% sudah termasuk bagus. Sehingga IP yang didapatkan adalah 240. Tetapi, dengan kemajuan industri broiler, standar seperti di atas sudah tidak dipakai lagi. Perbaikan genetik broiler menghasilkan ayam dengan pertumbuhan yang lebih cepat dengan konversi pakan yang lebih baik. Sehingga untuk dikatakan bagus paling tidak peternakan harus mendapatkan kriteria berat badan 1,8 kg yang dipelihara selama 34 hari dengan FCR 1,55 dan kematian 4%. Sehingga IP yang didapatkan adalah 328. Jika Anda dapat mencapai IP yang baik, lagi-lagi Anda akan mendapatkan bonus dari perusahaan/kemitraan.
Jika dari ketiga kriteria di atas sudah tercapai, berarti menejemen di peternakan broiler Anda sudah patut dikatakan bagus atau bahkan memuaskan. Kami mengerti bahwa untuk mencapai kriteria seperti tersebut di atas tidaklah mudah. Untuk itu, kami menawarkan produk suplemen unggas unggulan kami untuk membantu Anda mencapai keberhasilan dalam beternak ayam broiler yaitu, ROYAL POULTRY dan IMMUNO FORTE. Suplemen unggas ini sangat bagus digunakan pada semua jenis unggas seperti broiler, layer/petelur, ayam kampung, itik/bebek, puyuh, dan jenis-jenis ternak unggas yang lain.


ROYAL POULTRY
  • Mempercepat pertumbuhan unggas.
  • Meningkatkan efisiensi penggunaan pakan (konversi pakan lebih baik) sehingga dapat menurunkan FCR.
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan stress lingkungan sehingga dapat menurunkan angka kematian.
ROYAL POULTRY merupakan suplemen (supplement) unggas yang mengandung komposisi kompleks. Komposisi penyususun ROYAL POULTRY terdiri dari mineralvitaminantioksidan, asam organik (organic acids), enzim (plant based enzymes), nukleotida (nucleotides) dan plant sterols yang diproses secara alami untuk menghasilkan suplemen unggas (broiler) yang memiliki efektivitas tinggi.

IMMUNO FORTE
  • Meningkatkan imunitas/kekebalan
  • Menjaga kesehatan saluran pencernaan dengan menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan dan menekan pertumbuhan bakteri pathogen/merugikan.
  • Menjaga integritas vili usus dan meningkatkan area penyerapan nutrisi sehingga konversi pakan lebih baik.
  • Mengikat mikotoksin pada pakan
IMMUNO FORTE merupakan produk komplementer (pendukung) ROYAL POULTRYIMMUNO FORTEmengandung konsentrat mannan oligosaccharide (MOS) dan beta glucans dalam konsentrasi tinggi. IMMUNO FORTE cocok digunakan untuk peternakan dengan riwayat kasus cukup tinggi. IMMUNO-FORTE juga dapat digunakan pada peternakan dengan riwayat penyakit yang rendah atau tidak ada riwayat penyakit sebagai pencegahan terhadap masuknya penyakit.
IMMUNO FORTE merupakan konsentrat Mannan Oligosaccharide (MOS) dan beta glucans yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan meningkatkan respon imun (kekebalan).


READ MORE